REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedatangan raja Arab Saudi, Raja Salman, dipastikan bakal memberikan banyak manfaat bagi pariwisata Indonesia. Sosok Raja Salman yang sangat dihormati akan membuat banyak pihak ikut mempertimbangkan untuk menjajal Indonesia ketika berpariwisata, layaknya Raja Salman.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, kehadiran Raja Salman menjadi sosok seperti selebritis selain artis. Raja Salman yang menjadi tokoh di kawasan Timur Tengah bisa mendongkrak sektor wisata Indonesia yang selama ini masih kalah dibandingkan negara tetangga dalam jumlah kunjungan wisman. "Jadi kedatangan Raja Salman ini menguntungkan untuk pariwisata di indonesia. Diharapkan dengan kedatangan beliau, bisa endorse wisman dari Timur Tengah untuk datang ke indonesia," kata Arief di Istana Negara, Selasa (28/2).
Menurut Arief, saat ini jumlah wisman dari timur tengah yang datang ke Indonesia baru mencapai 150 ribu per tahun. Sedangkan Malaysia sudah mencapai 300 ribu, dan Thailand sebanyak 600 ribu.
Baca juga: Kunjungan Raja Salman Diyakini Bakal Berimbas pada Pariwisata Indonesia
Wisman dari Timur Tengah memiliki uang untuk berpariwisata cukup besar. Sejauh ini rata-rata wisman yang datang ke Indonesia menghabiskan uang mencapai 1.200 dolar AS dalam satu kali berkunjung.
Untuk wisman dari Timur Tengah angkanya jauh lebih besar. Dalam satu kali berkunjung, setiap orang rata-rata menghabiskan anggara mencapai 1.750 hingga 2.000 dolarAS. Nilai ini akan baik dalam menghidupi perekonomian di destinasi wisata.
Arief menuturkan, kurangnya wisman yang datang dari Timur Tengah dikarenakan Indonesia kurang melakukan promosi untuk wisatawan yang ada di Timur Tengah. Belum ada promosi yang masif untuk menarik wisatawan dari kawasan ini.
Ketika kita promosi besar-besaran, tumbuhnya wisman langsung 20 persen. Jumlahnya tumbuh dari 150 menjadi 200 ribu. "Artinya memang kita kurang promosi di sana. Kita dulu enggak pernah menggunakan Aljazirah yang merupakan media utama di sana. Sekarang promosi kedatangan Raja Salman kita putar terus menerus di media yang digunakan di sana," kata Arief.
Arief menambahkan, untuk mencapai 300 ribu wisman dari Timur Tengah tidaklah sulit. Hampir semua perusahaan penerbangan dari kawasan ini akan menambah jadwal penerbangan ke Indonesia. Permintaan untuk datang ke Indonesia saat ini sudah tinggi.