Jumat 17 Feb 2017 17:46 WIB

Tak Mendidik, Siswa SD Diminta Berhitung Jumlah Budak

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
Anak belajar/ilustrasi
Foto: Pixabay
Anak belajar/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Siswa kelas dua Sekolah Dasar Windsor Hills, Los Angeles, Amerika Serikat (AS), mendapat pekerjaan rumah (PR) matematika yang tak mendidik. Para bocah yang rata-rata masih berusia enam atau tujuh tahun itu diminta menghitung jumlah budak.

Soal yang mengajari pengurangan namun memuat konten tidak pada tempatnya tentu membuat berang para orang tua. Salah satu pengguna internet bernama Felicia Fair memprotesnya habis-habisan dengan mengunggah foto soal cerita matematika tersebut di media sosial.

"Cucu perempuan temanku mendapat PR bernada mengganggu ini, yang seharusnya dicabut dari kurikulum mana pun. Sangat memalukan ada guru yang berpikir soal ini bisa diberikan kepada siswa!" ujar Fair via Facebook.

Dibaca berkali-kali pun, soal yang agak rumit tersebut memang dengan gamblang bicara tentang perbudakan. Ada tokoh tuan, nyonya, serta ratusan budak yang dipekerjakan di ladang untuk mengangkut hasil kapas serta mempersiapkan piknik tahunan di 'rumah besar'.

Sepanjang era 1700-1800, perbudakan bangsa Afrika-Amerika memang merajalela di AS dan baru berakhir pada 1865. Untuk mengenang budak yang diperdagangkan untuk memetik hasil kapas itu, AS memperingati Februari tiap tahun sebagai bulan "Sejarah Hitam".

Ironisnya, SD Windsor Hills terletak di 'distrik hitam' dengan 87,3 persen murid berasal dari keluarga Afrika-Amerika. Laman Root melaporkan, pimpinan distrik sekolah LA Unified Michelle King menyatakan sedang mengusut kasus serius itu hingga tuntas.

"Kami berkomitmen menyediakan lingkungan belajar yang aman, ramah, serta mendidik untuk para siswa. Seluruh staf diharapkan memperlakukan murid dengan penuh penghormatan," ujar Kings, dilansir dari laman Metro.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement