Senin 13 Feb 2017 06:21 WIB

Cara Orangtua Ajak Anak Gunakan Hak Suara di Pilkada

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Pengendara sepeda motor melintas di dekat baliho sosialisasi Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017 di Jakarta, Jumat (10/2).
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Pengendara sepeda motor melintas di dekat baliho sosialisasi Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017 di Jakarta, Jumat (10/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia akan kembali memilih dalam ajang pilkada Rabu (15/2). Riuhnya agenda demokrasi ini juga dirasakan bagi mereka yang memilih untuk pertama kalinya, atau pemilih pemula.

Orangtua mempunyai peran mendorong anak menggunakan hak suaranya. Karena itu orangtua perlu berdiskusi dengan anaknya mengenai pilkada.

Psikolog anak, Ine Indriani, mengatakan sebaiknya orangtua sudah membicarakan hal ini pada anak jauh-jauh hari. ”Oh ya ibu nanti mau pilih hari Rabu, cuti, segala macam,” ujar Ine mencontohkan percakapan orangtua dan anak.

Dari awal orangtua sudah mengatakan hal itu dengan kata-kata yang bagus. Katakan pula pada anak, satu suara itu pasti akan berpengaruh. Adanya suara besar itu karena adanya suara kecil-kecil satu-satu. “Jadi kalau kamu berikan suara satu, itu akan berpengaruh terhadap yang lain.”

Intinya kalau orangtua ingin anaknya memilih, pastikan juga orangtua pro untuk memilih. Ini agar anak dan orangtua tidak menjadi apatis. “Jangan sampai orangtua enggak memilih, suruh anaknya memilih.”

Senada, Iman Sjafei dari Asumsi, satu web series di Youtube tentang komentar isu sosial politik yang sedang hangat, mengatakan setiap satu pilihan sangat menentukan. Mau kita tua muda tidak masalah. Tapi khusus untuk anak muda, ini saat yang tepat untuk menentukan nasib.

“Kalian nanti sekolahnya bagaimana, kuliahnya bagaimana, lebih bagus atau lebih enggak pendidikannya, kerjanya, cari kerjanya lebih susah atau lebih gampang itu tergantung dari pilihan kalian sekarang. Seperti itu sih, jadi setidaknya peranan kalian yang bisa kalian lakukan, sebelum nantinya bekerja, bayar pajak, atapun memberikan sumbangsih kepada negera dimulai dari ini kasih hak suara yang benar-benar dipilih, enggak cuma asal-asalan ikut-ikutan,” ujarnya.

Menurutnya ketika anak muda tertarik dengan paslon atau menemukan satu isu tentang paslon tertentu, jangan langsung percaya, jangan langsung menentukan pilihan. Bisa cari informasi terlebih dahulu tentang semua paslon. “Digoogling saja, gampang carinya. Misalnya Agus Yudhoyono riwayat hidup atau Basuki Tjahaja Purnama kinerja, itu kan langsung keluar semua. Atau misalnya okelah mau cari kejelekannya bisa kita cari misalnya kita ketik dosa Ahok. Dari blog apa apa, tapi kita pilih saja, oh dari Republika nih oke kita baca oh dari Kompas nih, oke kita baca,” tambahnya.

Randi Rahardyan dari Sinergi Muda mengajak anak muda Jakarta memilih gubernur dalam Pilkada DKI besok, Rabu (15/2). “Untuk anak muda terutama di Jakarta, enggak cuma anak muda di Jakarta doang yang peduli dengan pilkada Jakarta. Jadi mendingan orang-orang yang punya KTP Jakarta terutama anak muda, ikutan memilih, karena suara kalian menentukan Jakarta lima tahun ke depan. Karena lima tahun itu enggak lama. Bagi kalian yang suka ngeluh tentang keadaan Jakarta, penentuannya nanti pas Pilkada. Mending pilih gubernur kalian,” tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement