Kamis 15 Dec 2016 17:20 WIB

Tips Psikolog Ajarkan Anak Memahami Emosinya

Rep: MGROL 90/ Red: Indira Rezkisari
Anak menangis
Foto: flickr
Anak menangis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Roslina Verauli, M.Psi, merekomendasikan orang tua memiliki momen eksklusif yang menyenangkan bersama anak setiap hari. Kegiatan bersama akan mendorong perkembangan emosi dan kemampuan sosial anak lebih optimal.

Tapi sebelum mencapai itu anak harus memahami emosinya lebih dulu. Roslina Verauli pun membagi tips menciptakan momen eksklusif tersebut. Kuncinya terletak pada pengetahuan orang tua tentang perilaku pengasuhan yang tepat.

Pertama, orang tua harus mengajak anak memahami emosinya. Apakah dia sedang marah, sedih atau kecewa. Contohnya di beberapa rumah sakit saat anak ingin diambil darahnya dan berkata “aku takut”, itu tanda bahwa anak sudah mampu mengenali emosinya dan emosi orang lain. Mengenali emosi tersebut tidak akan berkembang tanpa adanya peran orang tua berupa momen akrab kepada anak.

Kedua, mengelola emosi. Ketika sudah memahami emosi, anak harus mampu mengelola emosinya. Emosi positif seperti bahagia atau tertawa itu mudah. Tetapi mengelola emosi negatif tidak semudah yang positif. Anak harus terbiasa tahu cara mengelola emosi negatif. Anak yang cerdas atau kompeten secara emosional pasti mampu mengelola emosionalnya.

Terakhir, anak yang sudah kompeten secara emosional akan lebih peka pada emosinya saat ini. Peka pada orang lain di sekitarnya atau empati. Empati ini menjadi motivator bagi semua kompetensi sosial lainnya. Entah itu kompetensi secara sosial, contohnya membantu orang tanpa pamrih.

Juga akrab sosial contohnya ketika sedang bermain ramai-ramai tetapi ada teman tidak mendapat bagian mainan karena mainannya kurang, maka anak paham mereka harus main bergantian. Anak akan peka pada situasi mana yang salah dan benar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement