Selasa 29 Nov 2016 07:22 WIB

Trik Membatasi Anak dari Gawai

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Anak bermain gadget
Foto: AP
Anak bermain gadget

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang tua beranggapan penggunaa gawai dan ponsel pintar anak membuat anak tumbuh lebih pintar. Tak heran bila di usia dini banyak anak sudah paham cara mengunduh aplikasi permainan di gawai orang tuanya, atau bahkan gawainya sendiri.

Psikolog keluarga, Astrid Wen, mengatakan penelitian mengungkapkan belajar yang paling baik datang dari interaksi langsung dan hubungan sosial. Pengenalan gawai kemudian harus mengikuti aturan main.

“Penggunaan elektronik anak usia nol sampai dua tahun disarankan tidak sama sekali. Karena

dilakukan penelitian tidak signifikan, tidak buat anak jadi lebih pintar,” ujarnya.

Kalau ternyata orang tua mau memberikan sebagai media interaktif sebaiknya 30 sampai 60 menit setiap hari. Orang tua bisa ajak anak bernyanyi bersama, mengajarkan ada sayur ini, ada sayur itu. Ada perbendarahaan kata-kata dan interaksinya. Sedangkan untuk anak berusia di atas dua tahun, waktu yang direkomendasikan satu sampai dua jam setiap hari.

Astrid mendorong orang tua membatasi anak dari gawai. Yang pertama, adalah dengan mulai membuat aturan yang realistis atau dapat dilakukan oleh orang tua sendiri, contohnya tidak ada gawai di waktu makan, baik di rumah maupun di restoran. Ketika main gawai maka anak tidak akan  peduli satu sama lain, dia tidak memperhatikan satu sama lain. Padahal orang tua bisa sambil mengatakan wah makanan ini enak sekali sambil ada sentuhan dan tatapan mata.

Selain itu tetapkan bahwa tidak ada gawai atau menonton televisi satu jam sebelum tidur. Ajarkan anak regulasi emosi sebelum tidur. Orang tua sebaiknya mematikan notifikasi suara di gawainya sebelum anak tidur. Lakukan pendampingan saat anak menggunakan gawai, meskipun hal ini masih sulit dilakukan sebagian orang tua bekerja.

Cara lainnya adalah dengan berkomunikasi dengan anak. Beritahu waktu penggunaannya, misalnya anak hanya diberi waktu 10 menit. Ketika sudah berjalan lima menit, peringatkan anak. Bahwa ia hanya punya lima menit lagi.

Perbanyak melibatkan anak dalam kegiatan yang memiliki interaksi dengan orang tua atau dewasa lainnya. Biarkan anak bereksplorasi. Misalnya bermain di rumput, tanah, dan sebagainya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement