REPUBLIKA.CO.ID, BANDA NEIRA -- Bapak Proklamator Mohammad Hatta atau dikenal dengan Bung Hatta sempat diasingkan di Pulau Neira, Maluku. Jejak singgahnya Hatta di sana tetap terjaga dan bisa dinikmati di era saat ini.
Jika berkesempatan mengunjungi Kepulauan Banda Neira yang berjarak sekitar delapan jam menggunakan kapal cepat dari Ambon, maka jangan buang kesempatan menikmati sejarah-sejarah yang masih tersimpan di Pulau Neira. Tempat yang wajib dikunjungi salah satunya kediaman Bung Hatta ketika di pengasingan.
Bung Hatta dibuang ke wilayah penghasil pala ini sejak 1927. Dia mengabdi di sebuah rumah dengan dua area, satu untuk kediamannya dan dan satu area yang terdiri dari beberapa ruangan sebagai kelas mengajar anak lokal.
Selain dari foto-foto dan benda peninggalan Bung Hatta yang masih tersimpan rapi, di depan area mengajar berderet sebuah bangku dan satu papan tulis. Di papan tulis tersebut ada tulisan Bung Hatta yang tergurat pada kapur putih.
"Itu asli tulisan Bung Hatta ketika singgah kembali ke sini setelah pulang dari pengasingan," kata penjaga kediaman Bung Hatta Emi Badillah. Ia menjelaskan jika tulisan tersebut sempat sekali dipertebal oleh orang khusus untuk mengikuti alur tulisan Bung Hatta melalui izin Des Alwi sejarahwan asal Banda terlebih dahulu.
Tulisan kapur tersebut berisikan kata-kata 'sedjarah perdjoengan Indonesia setelah soempah pemoeda di Batavia pada tahoen 1981'. Emi mengatakan, jika tulisan itu memang jadi salah satu daya tarik yang selalu ingin dilihat oleh pengunjung ketika singgah ke tempat itu.