Sabtu 05 Nov 2016 20:14 WIB

Dampak Anak Usia Dini Keranjingan Gawai

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Gadget seperti dua sisi pisau di anak dan remaja, fungsinya bisa memberi efek positif termasuk negatif.
Foto: pixabay
Gadget seperti dua sisi pisau di anak dan remaja, fungsinya bisa memberi efek positif termasuk negatif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak-anak yang memasuki usia 2-3 tahun pertama membutuhkan segala macam variasi pengalaman yang merangsang indera. Jika di usia ini anak hanya terpapar dengan gawai (gadget) maka akan ada banyak pancaindera yang tidak mendapatkan rangsangan di masa-masa emas pertumbuhan.

Di samping itu, paparan gawai tanpa batasan dan pendampingan yang baik bukan tidak mungkin akan membuat anak menjadi sangat tergantung pada gadget

Parenting blogger Danesya Juzar mengatakan ketergantungan akan gadget di usia yang sangat dini ini juga berisiko dapat mengubah perilaku anak yang semula aktif menjadi lebih pasif. "Setelah setiap hari pakai tablet, diajak pergi jadi malas, baca buku nggak mau. Maunya nonton video dan semua yang berhubungan dengan gadget," jelas Danesya.

Danesya juga mengatakan penggunaan perangkat elektornik yang berlebihan pada anak berusia dini turut berperan pada perubahan sikap anak. Salah satu contoh perubahannya ialah anak cenderung menjadi lebih mudah tantrum. "Kalau baterai HP low langsung teriak-teriak marah, padahal sebelumnya jarang sekali tantrum," tambah Danesya.

Jika anak usia dini mulai menunjukkan ketergantungannya pada gawai, orang tua perlu mulai mengambil langkah tegas untuk membatasi penggunaan gadget pada anak. Meski sulit, Danesya mengatakan ada satu trik yang bisa dilakukan orang tua untuk secara perlahan mengurangi ketergantungan gawai pada anak usia dini. "Kuncinya adalah banyak kegiatan alternatif yang disukai anak," kata Danesya.

Kegiatan alternatif ini, lanjut Danesya, bisa berupa menyediakan buku gambar, buku bacaan hingga mainan yang disukai anak di rumah. Sehingga, lama-kelamaan kemampuan anak untuk menghibur diri sendiri dengan permainan-permainan selain gadget semakin baik.

Di samping itu, permainan-permainan ini juga merangsang lebih banyak indera anak sehingga tak hanya mata dan telinga yang terstimulasi, kemampuan sensori, otak hingga imajinasi anak pun ikut terstimulasi.

Berbagai kegiatan atau permainan alternatif ini juga bisa dibawa ketika orang tua dan anak berpergian ke suatu tempat atau makan di restoran. Selama menunggu, anak bisa diajak untuk mewarnai hingga memainkan sebuah permainan kecil bersama, alih-alih memainkan gadget.

"Gunakan sesuatu yang anak minati sebagai alternatifnya. Lama-lama, dia akan bisa (terlepas dari ketergantungan gawai)," terang Danesya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement