REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran kembali Bagito di dunia lawak membawa visi baru. Menurut Miing, mereka ingin menjadi pencerah di tengah masyarakat yang mulai terlihat abudaya dan asosial.
"Misalnya, ada yang naik motor ngelawan arus, tapi dia nggak merasa bersalah," ungkap Miing dalam sambutan perayaan milad ke-38 Bagito di Jakarta, Rabu (2/11).
Acara ini mengangkat tema Bagito Return, menandakan kembalinya mereka setelah 14 tahun berpisah. Menurut Miing, kembalinya mereka di panggung tersebut menjadi momen bersejarah.
Mereka tak ingin lagi mengejar popularitas, sebab usia mereka sudah tak memungkinkan untuk merajai panggung hiburan yang kini didominasi anak-anak muda. Mereka juga tak ingin mengejar finansial. Sebab, kata Miing, mereka tak kekurangan secara ekonomi selama perpisahan tersebut.
Momen ini juga menjadi ajang mereka untuk mengasah kreativitas dalam melawak. Ini menjadi bukti bahwa kreativitas tak boleh berhenti karena batasan usia. Miing mengibaratkan kehadiran Bagito sebagai matahari yang selalu memberikan manfaat bagi alam di bumi.
"Bagito tidak pernah berpisah. Kami hanya mencoba menguji nasib sendiri-sendiri. Ternyata bersama lebih baik. Ketika kami bertiga lebih baik," kata Miing menjelaskan.