Rabu 02 Nov 2016 23:33 WIB

Miing Berkaca-Kaca Kenang Rp 10 Ribu Pemberian Kasino Warkop

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Damanhuri Zuhri
Personel lawak Grup Bagito Hadi Wibowo alias Unang (dari kiri), Dedi Gumelar alias Miing, dan Didin Pinasti alias Didin saat bersilaturahim ke kantor Republika, Jakarta, Kamis (27/10).
Foto: Republika/ Wihdan
Personel lawak Grup Bagito Hadi Wibowo alias Unang (dari kiri), Dedi Gumelar alias Miing, dan Didin Pinasti alias Didin saat bersilaturahim ke kantor Republika, Jakarta, Kamis (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama besar Bagito tidak didapatkan Miing (Tb. Dedi Gumelar), Didin (Tb. Didin Pinasti) dan Unang (Hadi Wibowo) dengan cara yang mudah. Oleh karena itu, Bagito tidak pernah melupakan jasa orang-orang yang telah membantu mereka di masa-masa sulit hingga bisa bangkit dan meraih kesuksesan.

Salah satu di antaranya ialah bantuan yang diberikan kelompok lawak legendaris Warkop DKI. "Berbekal Rp 10 ribu dari (Alm) Kasino, saya bisa makan siang," ujar Miing yang tak dapat menahan rasa harunya saat menyerahkan penghargaan kepada Warkop DKI dalam Bagito: Everlasting Memories Reunion di Senayan City.

Sebelum mulai meraih menjuarai perlombaan di festival, Miing mengatakan Bagito mengajukan diri untuk menjadi asisten dari Warkop DKI yang kala itu telah memiliki nama besar. Hal tersebut dilakukan Bagito agar mereka bisa belajar banyak hal dari tiga komedian legendaris yang menggawangi Warkop DKI yaitu Dono, Kasino dan Indro.

Dari ketiga sarjana tersebut, Miing mengatakan Bagito tidak hanya belajar mengenai komedi yang menyegarkan. Lebih dari itu, pengetahuan yang luas dari Dono, Kasino dan Indro juga menginspirasi Bagito untuk menjadi pelawak yang lekat dengan humor cerdas serta sehat.

"Warkop DKI adalah guru kami, sahabat kami, yang menyelamatkan kami. Transfer ilmu dari ketiga sarjana ini yang membuat kami seperti saat ini," jelas Miing.

Usaha Bagito untuk belajar pun kemudian berbuah manis. Bagito akhirnya berhasil mendapatkan juara satu dalam sebuah ajang perlombaan. Setelahnya, Bagito mulai memasuki dunia broadcasting dan mengisi acara di Opor Ayam di Radio Suara Kejayaan (SK) pada 1980-an.

Karir Bagito pun semakin melesat setelah digandeng sebuah stasiun swasta dengan nilai kontrak lebih dari Rp 1 miliar. Selain menjadikan Bagito sebagai komedian termahal saat itu, Bagito juga berhasil membuat acara yang mereka bawakan mendapat rating tinggi dan bertaha lama. "Semoga Bagito bisa terus bermanfaat," harap Miing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement