Sabtu 29 Oct 2016 06:42 WIB

7 Museum Indonesia Masuk Platform Art Camera dan Google Card Board

Rep: Singgih Wiryono/ Red: Dwi Murdaningsih
Siswa sekolah dasar belajar membatik tulis di Museum Tekstil, Jakarta Pusat, Jumat (2/10). (Republika/Yasin Habibi)
Siswa sekolah dasar belajar membatik tulis di Museum Tekstil, Jakarta Pusat, Jumat (2/10). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tujuh museum dan institusi di Indonesia ditambahkan ke dalam platform Google Arts & Culture lewat sebuah teknologi baru bernama Art Camera dan Google Cardboard, Jumat (28/10). Peluncuran ini diharapkan memberi pengalaman berbeda melalui teknologi baru yang diperkenalkan sebagai usaha untuk melestarikan warisan budaya bagi generasi mendatang.

Ada 7 museum yang mengikuti kerjasama dengan Google yakni Museum Tekstil dan Museum Seni Rupa & Keramik, Galeri Batik, Monumen Nasional (MONAS), Museum Purbakala Sangiran, Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan and Ratu Boko, Yayasan Biennale Yogyakarta, dan Agung Rai Museum of Art (ARMA). Dengan peluncuran ini, semua koleksi dari total 8 museum dan tempat bersejarah di Indonesia secara resmi dapat diakses dan dijelajahi oleh siapapun yang memiliki koneksi Internet aplikasi Google Arts & Culture di perangkat.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud. Hilmar Farid, menyambut baik upaya digitalisasi warisan tradisi budaya Indonesia yang dilakukan atas inisiatif Google Arts & Culture. “Usaha semacam ini perlu dikembangkan lebih jauh ke depan sehingga kekayaan warisan budaya bangsa Indonesia dapat merasuk ke dalam alam imajinasi warga dunia," ujarnya dalam siaran pers, Jumat (28/10).

Selain itu, para pelajar, peneliti dan juga penikmat seni di Indonesia dan seluruh dunia bisa mendapatkan pengalaman nyata berada di museum lewat teknologi virtual reality bernama Google Cardboard. Semua ini juga dapat diaskes dengan mudah melalui ponsel lewat aplikasi Google Arts & Culture yang tersedia di Android dan IOS.

Program Manager, Google Cultural Institute, Dennis Dizon menambahkan, ada begitu banyak kekayaan dan material penting dari budaya Indonesia yang sebelumnya hanya dapat dilihat oleh mereka yang cukup beruntung bisa mengunjungi museum. “Google Arts & Culture usaha kami untuk membuat material budaya tersedia dan dapat diakses oleh siapa saja, melestarikannya secara digital untuk kepentingan edukasi dan menginspirasi generasi mendatang,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement