REPUBLIKA.CO.ID, Pasangan muda yang akan menikah atau baru menikah umumnya memiliki banyak rencana bersama untuk masa depan. Mulai dari rencana memiliki anak, membagi tugas, punya tempat tinggal sendiri, dan sebagainya. Satu hal baru yang menyenangkan dan menambah keharmonisan.
Namun, dalam kebersamaan tersebut tetap ada potensi konflik yang bisa saja terjadi. Contohnya saat akan membeli rumah bersama pasangan. Tentu seru ketika kita mencari, memilih hingga memutuskan membeli sebuah rumah idaman bersama. Tapi di sisi lain, perbedaan pendapat, persepsi dan keinginan mungkin saja terjadi. Perbedaan-perbedaan tersebutlah yang memicu konflik kecil.
Alhasil, kegiatan yang tadinya menyenangkan jadi terasa menyebalkan. Untuk menghindari hal tak menyenangkan ini, baiknya Anda tahu bagaimana tips jitu membeli rumah yang aman dan nyaman bersama pasangan. Di antaranya seperti dua tips berikut ini.
Kompromi dan Diskusikan Terlebih Dahulu
Ada dua kepala, dua manusia dan dua pemikiran berbeda. Sangat lazim bila Anda dan pasangan memiliki keinginan dan kriteria rumah yang berbeda. Jadi, sebelum berburu rumah idaman, baiknya Anda berdiskusi dan berkompromi tentang kriteria rumah idaman bersama.
Samakan persepsi, keinginan, dan berkompromilah tentang gambaran rumah idaman bersama tersebut. Anda pastinya paham bahwa rumah yang baik ialah yang bisa memberikan rasa aman dan nyaman pada penghuninya. Di rumah tersebut Anda, pasangan dan anak-anak akan tinggal bersama, jadi turunkan ego dan buatlah daftar tentang rumah idaman berdua.
Jika kriteria rumah yang hendak dibeli sudah sama, waktunya mencari bangunan idaman. Anda bisa menemukannya lewat pameran properti, melihat langsung ke perumahan dengan menemui pengembang, lewat internet, dan sebagainya. Menyamakan persepsi, berkompromi, dan berdiskusi di awal meminimalisir risiko konflik saat akan mengambil keputusan membeli rumah.
Bersikap Terbuka
Harapan semua pasangan ialah keharmonisan dan kebersamaan yang langgeng hingga maut memisahkan. Salah satu cara mendapatkan hal ini ialah dengan bersikap terbuka. Misalnya, bila pasangan mengutarakan pendapat berbeda, baiknya Anda menghargai dan menghormati hal itu.
Jangan memaksakan keinginan dan pendapat Anda pada pasangan. Apalagi bila itu menyangkut kepentingan bersama dan akan digunakan bersama. Dengarkan pendapatnya karena itu akan berguna saat akan mengambil keputusan. Contohnya, pasangan Anda kurang nyaman dengan suatu rumah karena dindingnya tampak rapuh dan ada retakan. Anda baiknya mendengarkan keluhan tersebut dan lihat kembali rumah yang akan dibeli. Hal ini mungkin sepele, namun bisa jadi masalah serius di kemudian hari bila nekat membeli karena kondisi rumah tidak bagus.