REPUBLIKA.CO.ID, Setiap daerah di Indonesia memiliki berbagai tradisi dalam hal kuliner. Begitu pula yang terjadi di Belitung. Tradisi makan di Belitung disebut dengan Makan Badulang atau makan di atas badulang semacam nampan bertepi.
Hingga kini Makan Badulang masih dapat dinikmati wisatawan yang berkunjung ke Belitung. Biasanya wisatawan yang ingin menikmati tradisi ini akan diajak ke rumah adat Belitung.
Tradisi Makan Badulang dimulai dengan membentuk "grup" makan yang terdiri dari empat orang untuk satu badulang. Keempat orang ini akan duduk berhadapan menghadap ke bedulang yang disajikan dengan tudung saji. Tudung saji ini tak boleh dibuka atau diintip sebelum makan dimulai.
Saat makan dimulai peserta termuda harus mempersiapkan piring bagi yang lebih tua. Ia nantinya akan membagikan piring ke ketiga rekannya yang lebih tua. Setelahnya peserta paling tua dapat kesempatan mengambil lauk dan nasi terlebih dahulu baru diikuti peserta lain yang lebih muda.
Makanan yang sudah di ambil sebaiknya dihabiskan agar tidak mubazir. Sementara lauk yang tersisa di badulang tidak boleh diacak-acak jika tak dihabiskan agar bisa di bawa kembali ke dapur.
Untuk menu, dalam satu badulang biasanya tersaji masakan khas belitung seperti gangan. Gangan merupakan masakan sejenis gulai berkuah kuning namun tak menggunakan santan. Biasanya berisi daging sapi atau ayam yang dicampur ubi kuning.
Selain itu ada pula ayam masak ketumbar, sate ikan, lalapan, hingga sambal sereh khas belitung. Untuk sambal yang satu ini jangan berharap rasa pedas, karena sambal ini lebih terasa seperti bumbu kuning.
Bersama lauk yang disajikan di badulang, hadir pula pelengkap seperti nasi dan satu nampan lain berisi kudapan penutup, buah sebagai pencuci mulut dan empat gelas minuman. Tak ketinggalan satu bakul nasi.
Tertarik mencobanya? Mungkin Anda bisa mencoba mengadaptasinya di rumah untuk menjalin keakraban di dalam keluarga atau jangan ketinggalan menjajal tradisi makan ini saat berkunjung ke Belitung. Selamat mencoba!