REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --- Di tengah terpaan efisiensi anggaran yang melanda sektor pariwisata di Sumatera Selatan (Sumsel), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) setempat dalam suasana gembira ketika salah kuliner khas daerah ini masuk dalam daftar pemenang Anugerah Pesona Indonesia (API) 2016 yang diselenggarakakan Kementerian Pariwisata.
“Ini sangat membanggakan sekali salah satu kuliner khas Sumsel, yaitu pempek dari Palembang diakui sebagai hidangan tradisional terpopuler di Indonesia oleh Kementerian Pariwisata. Ini tentunya menjadi kabar baik bagi promosi pariwisata Sumsel,” kata Kepala Disbudpar Sumsel Irene Camelyn, Selasa (20/9).
Pada penyerahan Anugerah Pesona Indonesia 2016, Pempek Palembang masuk dalam daftar pemenang kategori hidangan tradisonal terpopuler (Most Popular Traditional Dishes) bersama Ayam Taliwang dari Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan kuliner Ayam Betutu dari Provinsi Bali.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan, kuliner sebagai salah satu bagian penting meningkatkan kunjungan wisatawan ke Tanah Air. Sementara itu menurut Irene Camelyn, “Anugerah seperti ini menjadi pemacu bagi jajaran pariwisata di Sumatera Selatan untuk berbuat lebih baik lagi dalam rangka meningkatkan promosi dan kunjungan wisata yang tentunya akan berdampak langsung pada peningkatan ekonomi kerakyatan."
Di tengah suasana efisiensi anggaran, dimana anggaran Disbudpar Sumsel tahun anggaran 2016 dipotong sebesar Rp 646,5 juta dari total anggaran yang disahkan dalam APBD Sumsel sebesar Rp 18,5 miliar, Irene menegaskan, “Walaupun dengan efisiensi anggaran, Disbudpar Sumsel tetap berusaha melakukan kegiatan pariwisata di daerah termasuk memacu promosi pariwisata Sumsel.”
Sementara itu dari data PT Pos Indonesia, Palembang, pada Ramadhan sampai menjelang hari raya Idul Fitri 2016 telah mengirimkan paket kuliner khas Palembang termasuk pempek ke seluruh kota di Indonesia lebih dari 12,5 ton. Selain itu PT Pos Indonesia juga mencatat pada Agustus 2016, bisnis penjualan pempek secara daring oleh BUMN tersebut tumbuh pesat hingga tiga kali lipat.
PT Pos Indonesia mulai meluncurkan bisnis sejak 2012 dengan produksi dari satu hingga dua ton per bulan kini menjadi tujuh hingga delapan ton per bulan pada 2016. Pencapaian itu lantaran didongkrak peningkatan aktivitas berbelanja online atau daring di masyarakat. Sehingga bisnis pengiriman kuliner ini telah tumbuh 33 persen jika dibandingkan tahun lalu.