Kamis 25 Aug 2016 14:57 WIB

Ini Pengaruh Hipno Parenting pada Janin dan Balita

Rep: Desy Susilawati/ Red: Andi Nur Aminah
Kontak mata dengan bayi merupakan salah satu cara menjalin kedekatan orang tua-anak.
Foto: AP
Kontak mata dengan bayi merupakan salah satu cara menjalin kedekatan orang tua-anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lingkungan pertama hidup kita meninggalkan bekas (rekaman) dalam alam bawah sadar seseorang. Pribadi-pribadi dalam lingkungan (ibu, ayah, pengasuh) menurunkan (pola relasi, pola emosi/perasaan, perilaku, kebiasaan, persepsi, sikap, keyanikan) yang direkman dalam bawah sadar (memori jangka panjang). “Rekaman ini di bawa seumur hidup,” ujarn Psikolog Keluarga dari Lembaga Bantuan Psikologi dan Pengembangan Diri, Nana Maznah Prasetyo, dalam workshop 'Cara Mendidikan Anak dengan Hipno Parenting', di Satu Consulting, Selasa (24/8) lalu.

Pada usia nol sampai dua tahun, rekaman bawah sadar berlangsung sangat kuat dan memengaruhi seumur hidup. Bahkan ketika bayi ada dalam kandungan, Nana menyebut rekaman, script yang menjadi disposisi batin (tempramen) anak sudah mulai dibentuk.

Menurutnya, janin dalam kandungan sudah dapat terkena pengaruh kondisi si ibu.  Misalnya si ibu yang suka berkata lembut dan positif, anaknya lebih berpeluang menjadi anak yang musah dididik, lembut, memiliki imunitas yang baik dan sebagainya. “Kondisi emosional dan psikologi yang dirasakan ibu berpengaruh pada janin yang di kandungnya. Janin bisa mengikuti kata-kata ibunya, walau ibunya bicara dalam hati, tanpa suara,” ujarnya.

Dia menyebutkan, sebuah fakta yang ditemukan tentang seorang remaja, yang setiap tanggal tertentu ada dorongan kuat untuk bunuh diri. Bahkan dia ingin membayar orang yang mau menabraknya dengan mobil. Ternyata di tanggal tersebut, ibunya mencoba menggugurkannya.

Menurutnya, balita begitu polos dan spontan serta mudah diprogram oleh orang tuanya. Tindakan dan tingkah laku anak balita masih sangat banyak dipengaruhi alam bawah sadarnya. Pikiran anak balita ibarat spons yang sangat mudah menyerap apa pun yang terdengar, terlihat dan terasa. “Komunikasi menggunakan energi bawah sadar dapat memengaruhi rekaman bawah sadar anak balita,” ujarnya.

Untuk anak balita, orang tua menanamkan sugesti dan afirmasi sesuai kebutuhan anaknya, langsung ke alam bawah sadarnya. Sehingga keseharian anak sesuai dengan sugesti tersebut. "Ingat yang bicara adalah bahasa batin," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement