Kamis 25 Aug 2016 11:28 WIB

Lakukan Ini Sebelum Menjalankan Hipno Parenting

Rep: Desy Susilawati/ Red: Andi Nur Aminah
Orang tua menidurkan anaknya (ilustrasi)
Foto: Prevention
Orang tua menidurkan anaknya (ilustrasi)

JAKARTA -- Sebelum melakukan hipno parenting, sebaiknya orang tua melakukan persiapan. Apa saja yang harus disiapkan?

Psikolog keluarga dari Lembaga Bantuan Psikologi dan Pengembangan Diri, Nana Maznah Prasetyo, menjelaskan hal pertama yang harus disiapkan orang tua adalah memahami sifat dan kebiasaan anaknya. Sehingga tidak melakukan sugesti yang bertentangan dengan sifat si kecil.

Setelah itu, orang tua juga bisa menyeleksi kata-kata yang akan diucapkan. Fokus pada kata-kata positif dan hindari kata-kata negatif seperti 'nakal', 'bandel', 'malas', 'berisik', dan lainnya.

Orang tua juga harus mampu intropeksi diri dan memberikan contoh baik pada anak. Orang tua harus paham betul konsep dasar hipno parenting. Orang tua bisa bekerja sama dengan anak mengenai cara menerapkan hipno parenting agar konsisten. Nina juga mengingatkan untuk menghindari tindakan 'tidak sepenuh hati' atau 'tidak rela'.

Hipno parenting, dia mengatakan bisa dilakukan pada saat anak berada pada gelombang pikiran Alpha dan Theta. Karena anak berada dalam keadaan hipnosis seseorang sehingga secara selektif menjadi fokus. Buat anak santai dan rileks agar sugesti bisa masuk.

Salah satu kondisi mudahnya hipnosis dilakukan adalah saat menjelang tidur. Atau saat anak tertidur. Ini dinamakan hypnosleep. Nah, sebelum melakukan hal tersebut, bisa disiapkan berbagai hal.

Nana menyarankan sebaiknya buat sugesti yang ingin disampikan secara tertulis, agar orang tua tidak berfikir menyusun kalimat saat melakukan hypnosleep (pendek, singkat, jelas). Gunakan kata yang tepat.

Selain itu, amati jumlah tarikan napas anak. Hendaknya enam sampai delapan tarikan napas per menit, untuk menjamin bahwa anak sudah tertidur pulas. Atau pemberian sugesti positif menjelang jam tidur anak delapan sampai sepuluh menit sebelumnya.

Setelah itu bisa dekati anak dengan lembut untuk melakukan bypass terhadap pikiran kritisnya. Orang tua bisa menggoyangkan tubuh anak dengan memegang dagunya. Goyangkan sedikit kekiri dan kanan sambil mengucapkan kalimat berikut dengan mantap disertai nada suara rendah dan datar.

“Ini...(ibu/ayah) yang bicara. Kamu bisa dengar...(ibu/ayah) tapi tetap tutup mata! Kamu bisa dengar...(ibu/ayah) tapi tetap tutup mata! Kamu bisa dengar..(ibu/ayah) tapi tetap tutup mata!”.

Jika anak tertidur sangat lelap, kalimat di atas mungkin perlu di ulangi beberapa kali sehingga bisa menembus level pikiran bawah sadarnya. Lanjutkan lagi dengan mengucap kalimagt, “Jika kamu dengar, gerakkan jari telunjuk atau ibu jari yang Saya sentuh. Jika kamu dengar, gerakkan jari telunjuka yang Saya sentuh.”

Jika sugestinya agar akan suka belajar, maka tunjukkan dengan contoh bahwa orang tua juga suka belajar dan katakan singkat saja pada anak-anak bahwa belajar itu menyenagkan. Ketika anak mulai menunjukkan perubahan, jangan disabotase dengan kata-kata seperti: “Kok tumben ya sekarang suka belajar?” atau kata-kata semacam itu. Sebaliknya dukung dengan kalimat: “Nampaknya makin hari belajar itu makin menyenangkan bagimu?”

Jika belum melihat perubahan nyata, janganlah lantas gusar dan berfikiran negatif. Jangan sampai melontarkan kalimat misalnya: “Ihhh, kok belum terjadi perubahan sih, dasar anak bandel. Susah banget sih jadi baik?”

Nina mengatakan, untuk setiap kasus yang disugestikan, beri waktu sampai terjadi perubahan baru beralih ke kasus lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement