REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah riset terbaru menemukan bahwa anak-anak yang tidak cukup tidur atau tidurnya terganggu lebih mungkin mengalami depresi dan gelisah di kemudian hari.
“Tidur yang sehat sangat penting untuk kesehatan psikologis anak-anak," ujar Kepala Penyidik Penelitian, Candice Alfano, Associate Psychology Professor di University of Houston, Amerika Serikat, seperti dilansir dari Indian Express, Selasa (2/8).
Lebih lanjut kurang tidur dapat menyebabkan depresi, gelisah dan tipe lain masalah emosi, ujar Alfano. Temuan ini didasarkan pada pembatasan tidur sementara pada 50 anak praremaja antara usia tujuh sampai 11 tahun.
Hasil penelitian, tidur yang tidak memadai berdampak pada kesehatan emosional anak-anak yang tidak hanya dengan menciptakan emosi yang lebih negatif, tapi juga mengubah emosi positif. Misalnya, setelah dua hari saja kekurangan tidur malam, anak-anak kurang senang akan hal-hal positif, kurang reaktif dan lebih kecil kemungkinannya untuk ingat informasi tentang pengalaman positif kemudian.
Ketika kebiasaan tidur malam mereka tidak memadainya durasinya, bagaimanapun, mereka ditemukan memiliki efek emosional yang kurang jelas. “Orang tua, untuk itu, perlu berpikir tentang tidur sebagai komponen penting untuk kesehatan keseluruhan sama seperti mereka memenuhi kebutuhan nutrisi, kebersihan gigi dan aktivitas fisik," ujar Alfano.
“Jika anak Anda memiliki masalah bangun tidur di pagi hari atau tidur sepanjang hari, mereka kemudian berkurang tidur malamnya. Ini dapat menghasilkan beberapa alasan, seperti waktu tidur yang terlambat, kurang istirahat saat tidur malam atau jadwal tidur yang tidak konsisten,” tambahnya.
(baca: Posisi Tidur Terbaik Saat Nyeri Punggung)