Senin 01 Aug 2016 08:20 WIB

Peneliti Kembali Buktikan Keunggulan Baru ASI

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Menyusui bukan hanya memberi nutrisi pada bayi, tapi juga memberinya kedekatan dengan sang ibu. Karena itu ibu menyusui perlu didukung agar bisa memberi ASI yang cukup.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Menyusui bukan hanya memberi nutrisi pada bayi, tapi juga memberinya kedekatan dengan sang ibu. Karena itu ibu menyusui perlu didukung agar bisa memberi ASI yang cukup.

REPUBLIKA.CO.ID, Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mencerdaskan anak-anak mereka. Beberapa di antaranya ialah dengan memberikan akses pendidikan hingga lingkungan yang mendukung imajinasi anak. Lebih dari itu, ASI yang diberikan oleh ibu juga dapat berperan dalam kecerdasan anak.

Tim peneliti dari Brigham and Women's Hospital menemukan adanya perbedaan antara bayi yang diberi ASI dengan bayi yang diberikan susu formula. Untuk menemukan perbedaan tersebut, tim peneliti melakukan analisa terhadap bayi yang baru dilahirkan pada periode 2001-2003.

Dalam penelitian tersebut, tim peneliti menghitung berapa lama ASI sebagai sumber utama asupan gizi diberikan kepada bayi. Sebagai tambahan, tim peneliti juga mengukur volume otak bayi melalui MRI scan ketika bayi menginjak usia enam bulan. Pengukuran volume otak juga kembali dilakukan ketika bayi sudah tumbuh besar dan menginjak usia tujuh tahun.

Ketika memasuki usia tujuh tahun, tim peneliti memberikan beberapa rangkaian ujian pada anak-anak tersebut. Ujian ini meliputi tes IQ, membaca, matematika, perhatian, daya ingat, bahasa, persepsi visual dan juga pergerakan fisik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bayi yang diberikan ASI memiliki volume gray matter atau korteks serebri yang lebih besar ketika berusia enam bulan. Gray matter ini merupakan bagian penting dalam otak yang berfungsi untuk memproses dan mengirimkan sinyal saraf ke bagian otak lain.

Kemudian, saat memasuki usia tujuh tahun, anak-anak yang mendapatkan ASI juga terlihat lebih unggul dalam beberapa tes yang diberikan tim peneliti. Keunggulan anak-anak tersebut dapat dilihat dalam tes IQ, matematika, daya ingat dan fungsi motorik atau gerak fisik.

Tim peneliti kemudian menyimpulkan bahwa secara umum konsumsi ASI berkaitan dengan hasil yang lebih baik, seperti volume regional otak yang lebih besar dan juga kemampuan kognitif yang lebih baik di usia tujuh tahun. Oleh karena itu, tim peneliti menyarankan agar para ibu memberikan ASI setidaknya selama enam bulan pertama setelah anak dilahirkan. Selain bermanfaat bagi kemampuan kognitif anak di masa depan, pemberian ASI juga melindungi bayi dari infeksi serta alergi.

Meski begitu, tim peneliti juga menyadari bahwa banyak ibu yang mengalami kendala untuk memproduksi dan memberi ASI kepada bayi. Oleh karena itu, tim peneliti mendorong agar tiap ibu mendapatkan dukungan agar terhindar dari stress dan kerja berat agar dapat memproduksi ASI dengan baik.

"Kita perlu bekerja keras untuk memastikan bahwa para ibu memiliki sistem pendukung terbaik untuk memaksimalkan kemampuan mereka agar mencapai tujuan pemberian ASI," jelas salah satu peneliti Belfort, seperti dilansir Daily Mail.

Di sisi lain, tim peneliti juga mengingatkan ada banyak faktor yang juga mempengaruhi tumbuh kembang anak. Pemberian ASI hanya salah salah satu di antaranya.

(baca: Kiat Mona Ratuliu Jaga Kekompakan Mengasuh Anak)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement