Sabtu 09 Jul 2016 21:53 WIB

Berenang Bersama Hiu di Rumah Apung Bangsrin

Ilustrasi
Foto: Antara/Adiwinata Solihin
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Kabupaten Banyuwangi memiliki sejumlah destinasi wisata yang ramai disambangi wisatawan saat libur panjang Lebaran. Salah satunya Rumah Apung di Pantai Bangsrin, yang menawarkan permainan air seperti snorkeling dan berenang bersama ikan hiu di tempat penangkaran.

Seperti terlihat pada Sabtu (9/7), meski area parkir sudah padat, ratusan kendaraan roda dua maupun empat masih memasuki lokasi yang hanya berjarak sekitar 20km di utara Banyuwangi tersebut. Sebagian pengunjung yang umumnya berasal dari Surabaya dan Malang, bahkan rela bermalam di pinggir pantai untuk mengantre peralatan snorkeling.

"Kami hanya menyediakan 150 set peralatan untuk snorkeling dan sudah habis disewa hanya dalam waktu satu jam," kata salah seorang petugas Bangsring Underwater, pengelola wisata, Abilillah yang sehari-hari tertugas di lokasi tersebut.

Menurut Abi, panggilan Abilillah, tiap akhir pekan lokasi tersebut dibanjiri sedikitnya 3.000 wisatawan. Selain snorkeling dan berenang bersama hiu, pengunjung juga bisa menikmati suasana di pantai pulau kecil Tabuhan yang hanya berjarak sekitar 45 menit perjalanan dengan perahu.

Abi memaparkan lokasi tersebut awalnya merupakan penangkaran ikan hiu dan kawasan konservasi terumbu. Namun sejak 2008, para nelayan yang tergabung dalam Kelompok Samudera Bakti, mulai mengelola lokasi tersebut sebagai tujuan wisata. "Nama Rumah Apung pun sebenarnya pemberian pengunjung dan lebih populer sampai sekarang," kata Abi.

Sementara itu pengelola wisata Rumah Apung, Sukirno mengakui bahwa lokasi tersebut sudah semakin digemari dan banyak dikunjungi wisatawan. Para investor pun berdatangan menawarkan bantuan untuk pengembangan usaha, tapi tawaran tersebut ditolak. "Kami ingin tetap agar tempat ini dikelola oleh kami yang tergabung dalam kelompok nelayan. Kalau nanti dikelola investor, keuntungan lebih besar tentu untuk mereka, sementara kami dapat apa," katanya.

Bahkan Sukirno dan rekan-rekannya sesama anggota kelompok Samudera Bakti tidak berusaha untuk mempromosikan usaha wisata tersebut karena tujuan semula adalah wilayah konservasi terumbu karang yang rusak akibat bom ikan, bukan sebagai usaha wisata.

Meski demikian, dengan kondisi seperti sekarang ini, masyarakat nelayan di Bangsring mendapatkan banyak manfaat berkat pengelolaan wisata Rumah Apung, seperti lahan parkir, jasa kamar bilas dan toilet, penjual makanan dan banyak usaha lainnya.

Sebagai penghargaan terhadap kreativitas warga Bangsring yang berhasil menjadikan desa mereka sebagai tujuan wisata yang digemari wisatawan, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi pun ikut mempromosikan Rumah Apung dengan menggelar festival Bawah Laut pada Mei lalu.

Salah seorang pengunjung asal Malang, Erri Effendi yang datang bersama istri dan anaknya, mengakui bahwa mereka sengaja karena penasaran dengan Rumah Apung hanya diketahui dari internet. Awalnya Erri beranggapan bahwa Rumah Apung tersebut adalah rumah nelayan yang dijadikan tempat wisata, tapi setelah datang langsung ke lokasi, ternyata sebuah tempat penangkaran ikan hiu dan ikan hias lainnya.

"Tapi kami cukup puas dengan layanan petugas yang cukup ramah dan cekatan. Tapi sayang infrastruktur belum memadai karena jalan yang sempit," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement