Rabu 15 Jun 2016 10:48 WIB

Korban Kekerasan Ortu Berisiko Lakukan Ini Saat Dewasa

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Indira Rezkisari
Anak menangis
Foto: flickr
Anak menangis

REPUBLIKA.CO.ID, Anak yang pernah menerima kekerasan dari orang tua cenderung berisiko melakukan bunuh diri di kemudian hari. Hal ini merupakan kajian dari Universitas Toronto. Para peneliti menemukan tindakan bunuh diri oleh orang dewasa yang pernah menerima kekerasan ketika masih kanak-kanak mencapai 17,3 persen.

Angka tersebut cukup jauh jika dibandingkan dengan orang yang tidak pernah menerima kekerasan yakni 2,3 persen.

"Kami telah menduga kaitan antara kekerasan oleh orang tua dan tindak bunuh diri bisa terjadi karena penyiksaan seksual atau fisik," kata salah satu anggota peneliti Esme Fuller-Thomson seperti dikutip dari The Indian Express.

Kajian tersebut meneliti sampel 22.559 warga Kanada dan dengan data survei kesehatan masyarakat pada 2012. Peneliti menyebut kekerasan yang dianggap kronis jika terjadi lebih dari 10 kali sebelum responden berusia 16 tahun. Penelitian tersebut telah dipublikasi dalam jurnal Child: Care, Health, and Development.

"Ketika kekerasan kronis terjadi di rumah akan ada risiko negatif jangka panjang untuk anak," ujar Fuller-Thomson.

Fuller-Thomson mengatakan, para pekerja sosial harus terus bekerja keras untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga dan mendukung para penyintas.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement