Jumat 20 May 2016 10:00 WIB

Cagar Alam 'Rahasia' di Central Park Kembali Dibuka

Rep: C34/ Red: Indira Rezkisari
Central Park New York
Foto: wikipedia
Central Park New York

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pengelola Central Park, New York, Amerika, membuka kembali Hallett Nature Sanctuary yang telah ditutup selama 80 tahun. Cagar alam 'rahasia' seluas 1,6 hektare itu adalah salah satu dari tiga bidang hutan di Central Park.

Tempatnya terletak sedikit tersembunyi di ujung tenggara taman, hanya beberapa meter dari blok butik desainer dan gedung apartemen mewah. CEO Central Park Conservancy, Doug Blonsky, menginformasikan bahwa bagian taman itu ditutup pada tahun 1930-an dan dimaksudkan sebagai area perlindungan burung.

"Sayangnya jika Anda menutup area ditutup untuk waktu yang lama, spesies atau tanaman invasif mengambil alih dan memaksa keluar penghuni aslinya," kata Blonsky.

Spesies invasif yang dimaksud ialah tanaman wisteria yang tumbuh tak terawat dan memenuhi seluruh bagian hutan. Itu sebabnya, sejak tahun 2001 Central Park Conservancy memutuskan kembali membuka area itu dan merapikan wisteria yang tak beraturan.

Sekarang, berbagai tanaman lokal liar telah ditanam kembali dan tersedia bangku-bangku untuk pengunjung. Siapa saja yang datang bisa rehat menikmati pemandangan, yang disebut Blonsky terasa seperti New York City antara tahun 1600 sampai 1700-an.

Blonsky menyebutkan terdapat sekitar 270 jenis burung di Central Park. Banyak di antaranya bisa dijumpai di Hallett Nature Sanctuary, selain tupai, rakun, bebek, dan spesies lain.

Saat ini, Hallett Nature Sanctuary dibuka untuk umum tiga hari dalam sepekan mulai pukul 14.00-17.00. Pada bulan Juli dan Agustus, lokasi itu juga akan dibuka selama dua jam di hari Ahad.

Dalam satu kali periode, hanya 20 orang pengunjung yang diizinkan masuk untuk menjaga ketenangan taman. Sementara, pengunjung keseluruhan wilayah Central Park bisa mencapai 200 ribu orang di akhir pekan.

Anggaran tahunan taman ialah sebesar 65 juta dolar AS (sekira Rp 875,35 miliar). Dari keseluruhan jumlah itu, sebesar 25 persen bersumber dari Balai Kota dan sisanya dihimpun Central Park Conservacy dari donasi para pecinta taman dan warga sekitar, dikutip The Malay Mail Online, Jumat (20/5).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement