Selasa 17 May 2016 15:48 WIB

Ini Pengaruh Bahasa Tubuh Terhadap Pola Pikir Seseorang

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Bahasa tubuh yang keliru dapat membuat pola pikir seseorang menjadi cenderung negatif.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Bahasa tubuh yang keliru dapat membuat pola pikir seseorang menjadi cenderung negatif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski tak banyak yang menyadari, bahasa tubuh ternyata memiliki pengaruh yang besar bagi kehidupan. Tak hanya dapat mempengaruhi kesan dan citra seseorang, bahasa tubuh pun dapat mempengaruhi pola pikir seseorang.

Ahli kepribadian Aurellia Agatha Sylvia, B.B mengungkapkan bahwa bahasa tubuh yang keliru dapat membuat pola pikir seseorang menjadi cenderung negatif. Salah satu kesalahan bahasa tubuh yang cukup umum ditemukan ialah terkait postur tubuh saat berdiri.

Postur membungkuk dan sering menunduk, lanjut Aurellia, akan membuat seseorang lebih mudah untuk memikirkan hal-hal negatif dan cederung pesimistis. Sebaliknya, ketika seseorang berdiri dengan postur tubuh yang tegap dan memandang lurus ke depan, akan sulit bagi orang tersebut untuk memikirkan hal-hal yang negatif, seperti rasa sedih.

"Postur tubuh mampu mempengaruhi pola berpikir kita. Orang yang memiliki postur tegak memiliki kecenderungan optimistis. Ia akan menganggap kegagalan merupakan jalan menuju kesuksesan, sebuah tantangan," ungkap Aurellia saat ditemui pada Festival Muslim  yang diselenggarakan di Harris Hotel and Convention Kelapa Gading, Selasa (17/5).

Selain mempengaruhi pola berpikir, kesalahan bahasa tubuh juga dapat memberikan kesan buruk ketika seseornag bersosialisasi atau sedang berada di ruang publik. Sebagai contoh, lanjut Aurellia, gerakan mengangguk saat berkomunikasi dengan lawan bicara dapat memberikan kesan positif jika dilakukan dengan benar, dan juga negatif jika cara melakukannya salah.

Gerakan mengangguk yang menunjukkan perhatian dan hormat kepasa lawan bicara tidak boleh dilakukan terlalu banyak. Untuk menunjukkan kesan positif pada lawan bicara, Aurellia mengatakan anggukan kepala sebaiknya hanya dilakukan sebanyak dua kali kemudian dijeda. Jika seseornag mengangguk terus-menerus dna terlalu banyak, orang tersebut justru akan memberikan kesan bosan dan ingin segera mengakhiri percakapan.

"Kalau mengangguk terus (ia) seakan jenuh dan ingin pergi," tambah Aurellia.

Meski terkesan sepele, gerakan tangan pun dapat menjadi pedang bermata dua. Salah satu kesalahan yang kerap dilakukan terkait gerakan tangan ialah menyilangkan tangan saat bercakap-cakap dengan orang lain. Gestur menyilang atau melipat tangan di depan ini akan membuat lawan bicara merasa tidak nyaman. Pasalnya, bahasa tubuh tersebut seakanmemberikan batasan antara ornag tersebut dan lawan bicara.

Selain itu, posisi tangan yang diletakkan di belakang tubuh saat berbicara juga dapat menunjukan kesan menggurui. Oleh karena itu, Aurellia menyarankan agar guru tidak meletakkan kedua tangan mereka di belakang tubuh saat berbicara di depan kelas atau saat berkomunikasi dengan para siswa.

"Jadi bagi guru, usahakan tangan jangan di belakang (saat mengajar),"  pesan Aurellia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement