REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pernahkah kamu merasa ada yang tidak beres saat seseorang berbicara? Atau, kamu mungkin curiga mereka sedang berbohong?
Para ahli bilang, kebanyakan orang punya "tanda" atau "kebiasaan" yang muncul saat mereka berbohong. Seorang ahli hubungan dari Dating Zest, Liam Barnett, mengatakan, mereka terlalu fokus pada apa yang keluar dari mulutnya, sampai-sampai kurang menyadari apa yang dilakukan oleh tubuhnya.
Jadi, kalau kamu ingin tahu apakah seseorang berkata jujur atau tidak, kuncinya adalah memperhatikan isyarat-isyarat nonverbal mereka, yaitu bahasa tubuhnya. Yuk, simak 10 tanda bahasa tubuh yang bisa jadi petunjuk bahwa seseorang sedang berbohong padamu:
1. Perhatikan Posisi Kakinya
Ini mungkin terdengar aneh, tapi ternyata ada hubungan antara posisi kaki dan kebohongan. Seorang psikoterapis berlisensi, James Miller, mengungkapkan kebanyakan orang pandai mengendalikan ekspresi wajah, tapi tidak menyadari apa yang dilakukan oleh bagian tubuh yang jauh dari otak, seperti kaki.
Menurut Miller, kaki yang bergerak berlebihan atau mengetuk-ngetuk bisa jadi tanda orang itu sedang gelisah karena kebohongannya. Tapi, tanda paling kuat adalah arah posisi kaki. "Jika kaki mereka tiba-tiba menunjuk menjauh, maka itu seringkali merupakan tanda bahwa orang tersebut ingin melarikan diri atau akan membongkar kebohongannya dengan kata-kata mereka. Tetapi kaki mereka tidak sesuai dengan kata-kata mereka," ujarnya dikutip dari laman Best Life pada Kamis (31/7/2025).
2. Sulit Berdiri Diam atau Gelisah
Kalau kamu melihat seseorang terus-menerus bergerak, bahkan sulit berdiri tenang, itu juga bisa jadi tanda bahaya. Seorang terapis berlisensi dan direktur eksekutif di Eddins Counseling Group di Texas, Rachel Eddins, LPC, mengatakan orang sering kali kesulitan berdiri diam saat berbohong.
"Mereka mungkin terus-menerus menggerakkan kaki mereka, atau mencoba meninggalkan percakapan secepat mungkin. Mengayunkan tubuh juga merupakan akibat dari perasaan tidak nyaman, yang terjadi saat berbohong," ujarnya.
3. Sering Merapikan Penampilan
Kita mungkin tahu kalau orang yang berbohong akan jadi lebih gelisah. Pengacara David Clark dari The Clark Law Office menyarankan untuk memperhatikan kegelisahan yang berhubungan dengan penampilan. "Yang sering saya lihat di pengadilan adalah ketika seseorang menyesuaikan bagian dari pakaian mereka. Bisa jadi dasi atau kacamata mereka," ujarnya.
Clark menambahkan, ada dua gerakan merapikan penampilan lain yang sering dilakukan yakni mengusap keringat di kepala dengan sapu tangan, atau merapikan rambut panjang ke samping. "Orang melakukan ini karena mereka mengalihkan perhatian dari kebohongan mereka," katanya.
4. Kontak Mata yang tidak Wajar
Mata sering disebut sebagai jendela jiwa, dan memang bisa jadi petunjuk kuat apakah seseorang berbohong. Clark mengatakan cara sederhana untuk melihatnya adalah mengamati gerakan mata. "Jika mereka berhenti melakukan kontak mata, itu adalah tanda bahwa orang tersebut tahu bahwa mereka berbohong dan mereka mengurangi rasa bersalah dalam pikiran mereka dengan memalingkan muka," ujarnya.
Pengacara berpengalaman ini juga menyarankan untuk memperhatikan arah pandangan mata. Contohnya, "Jika orang yang saya tanya adalah orang yang dominan tangan kanan, dan mereka melihat ke kiri atas, itu adalah tanda bahwa mereka mencoba mengakses ingatan mereka. Namun, jika orang yang dominan tangan kanan yang sama melihat ke kanan atas, mereka sedang mengakses bagian imajinasi otak mereka dan mungkin sedang dalam proses menciptakan kebohongan," jelasnya. (Untuk orang kidal, reaksinya berlawanan).
5. Bibir Mengerucut atau Tegang
Tidak heran jika mulut, yang mengucapkan kebohongan, bisa jadi petunjuk utama. "Mulut pembohong menjadi kencang ketika mereka mencoba mengendalikan apa yang akan mereka katakan dengan bibir mengerucut dan sedikit melengkung ke bawah," ujar pendiri dan direktur klinis New Heights Counseling & Consulting, Colleen Wenner, LMHC, MCAP, LPC.
Ini seperti reaksi otomatis untuk menutup mulut dan menahan kebenaran. "Itu adalah naluri refleksif, menunjukkan mereka tidak ingin berbicara," kata seorang pakar hubungan, Sameera Sullivan.