Jumat 06 May 2016 08:22 WIB

Mengganti Popok Bayi, Baiknya Tiap Berapa Jam?

Rep: Aprilia Safitri Ramdhani/ Red: Indira Rezkisari
Mengenakan popok sangat lazim bagi bayi hingga usianya dua tahun, namun waspadai sejumlah gangguan akibat popok bagi bayi.
Foto: EPA
Mengenakan popok sangat lazim bagi bayi hingga usianya dua tahun, namun waspadai sejumlah gangguan akibat popok bagi bayi.

REPUBLIKA.CO.ID, Kulit bayi yang sangat sensitif rentan terkena berbagi macam gangguan. Salah satunya seperti gangguan terhadap peradangan kulit di sekitar area popok atau yang biasa disebut dermatitis diaper.

 

Dermatitis diaper biasanya terjadi akibat adanya gesekan di area popok, di mana kulit yang lembab tertutup oleh popok dalam waktu yang cukup lama sehingga menimbulkan peradangan kulit. Biasanya ini kerap terjadi pada bayi yang menggunakan popok sekali pakai. Peradangan yang ditimbulkan tersebut jelas dapat membuat bayi merasa tidak nyaman, karena dapat menyebabkan gatal atau iritasi.

 

Menanggapi hal ini, dokter spesialis anak dari RSIA Bunda Menteng dr. I.G.A.N Pratiwi, SpA, MARS mengungkapkan bahwa biasanya masalah gangguan kulit ini kerap dialami bayi 0-2 tahun. Ini sekaligus menjadi gangguan yang sering dikeluhkan oleh kebanyakan ibu di Indonesia, terlebih bagi mereka yang cenderung memiliki bayi dengan kulit yang sensitif.

 

“Dermatitis atopik atau diaper biasanya terjadi di lipatan kulit yang sering terkena keringat, lembab dan menjadi tempat yang nyaman bagi bakteri untuk berkembang biak. Misalnya saja seperti di daerah selangkangan atau paha bayi,” ujar dokter Tiwi di Jakarta, beberapa waktu lalu.

 

Bakteri yang muncul ini jelas bukan tanpa sebab, biasanya diakibatkan oleh orang tua yang kurang memperhatikan kebersihan popok yang bayi. Salah satunya popok yang tidak rajin diganti ketika cairan di dalamnya sudah penuh.

 

Jika didiamkan, gangguan justru akan membuat kulit di sekitar paha dan kemaluan bayi menjadi lembab dan tidak dapat bernapas. Sehingga terjadi penumpukkan kotoran yang menyebabkan kulit bayi mudah iritasi, gatal-gatal dan kemerahan.

 

“Penting untuk selalu mengecek popok yang digunakan oleh bayi kita, tiap 2-3 jam. Sebaiknya diganti setiap kali cairan sudah terisi penuh. Kulit bayi jauh lebih tipis dibandingkan kulit orang dewasa akibat adanya ikatan sel yang masih lemah dan halus. Nah, jika membiarkan popok tidak diganti lebih dari 21 jam sangat berpotensi menimbulkan gangguan tidur pada bayi akibat ketidaknyamanan yang mereka rasakan,” tambahnya.

Selain itu, bayi juga menjadi cenderung rewel akibat kotoran yang menumpuk tidak lekas dibersihkan oleh orang tuanya. Sayangnya, masyarakat Indonesia masih menyepelekan hal ini terlebih ketika bepergian keluar rumah.

 

Tiwi menekankan bahwa, penting diingat jika popok yang terlihat bersih di luar belum tentu bersih di dalamnya. Sebaiknya, jangan pernah mengabaikan hal ini karena meskipun bayi tidak bisa mengeluhkan keadaannya namun mereka tetap bisa merasakan perasaan yang tidak nyaman tersebut.

(baca: Musik Bantu Bayi Bicara Lebih Lancar)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement