REPUBLIKA.CO.ID, Banyak novel romantis hasil karya penulis dalam dan luar negeri beredar di toko-toko buku di luar sana.
Siapa yang menulis sebagaian besar novel roman? Wanita. Untuk siapa novel-novel kebanyakan ditulis? Wanita. Novel-novel itu umumnya bercerita tentang siapa? Wanita.
Oleh sebabnya tak heran banyak wanita dewasa belajar tentang cinta dan memaknai sebuah hubungan setelah membaca novel romantis.
Setidaknya ada enam pelajaran yang dapat dipetik darinya, dilansir dari Prevention.
Menerima kekurangan pasangan
Novel romantis mengajarkan seseorang pentingnya penerima kekurangan pasangan. Penulis 'The Rogue Not Taken,' Sarah MacLean mengatakan tidak ada yang sempurna di dunia ini. Hubungan sehat membutuhkan komitmen untuk menjadi sosok lebih baik bersama-sama.
Novel roman mengajarkan pembaca satu atau dua hal untuk mengatasi kesulitan hubungan. Novel cinta mengajarkan kompromi adalah hal utama yang perlu dipertimbangkan.
Cinta buta butuh usaha keras
Melupakan sebuah hubungan yang sudah berakhir terkadang sulit. Seseorang tak jarang menjalani cinta buta pada satu sosok saja. Mereka melupakan teman-teman dan keluarga yang jauh lebih penting.
Pembaca bisa belajar hal-hal positif dari novel roman, seperti bagaimana hubungan cinta bisa berubah lebih baik saat seseorang menjadi teman baik. Cinta buta di sisi lain juga bisa mendorong seseorang untuk lebih tekun dan kerja keras untuk mempertahankannya.
Cinta tak seharusnya saling menyakiti
Kekerasan fisik, mental, emosional dalam sebuah hubungan bukanlah cinta. Novel-novel romantis bisa mengajarkan bahwa pasangan seharusnya tidak menyakiti pasangannya.
Penulis 'Falling into Bed with a Duke,' Lorraine Heath mengatakan banyak orang tiba-tiba menyadari bahwa dia menjalani hubungan beracun dan berbahaya setelah membaca sebuah novel. Hal ini memberinya keberanian untuk mencari kehidupan lebih baik.