REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menetapkan Kota Bandung sebagai salah destinasi wisata Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE). Namun destinasi MICE di Kota Bandung dinilia belum berkembang optimal.
Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia atau Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) Budijanto Ardiansjah mengatakan pengembangan Kota Bandung menjadi destinasi MICE terkendala sarana infrastruktur yang masih minim.
"Sarana infrastruktur Kota Bandung masih sangat minim untuk meningkatkan kunjungan wisatawan MICE," kata Budi kepada Republika, Ahad (17/4).
Menurutnya, untuk mendukung pengembangan destinasi MICE, sebuah wilayah harus memiliki gedung pertemuan skala besar. Convention Center merupakan hal utama dalam peningkatan kunjungan wisata bisnis di mana para pengusaha melakukan pertemuan dan jamuan.
Hal ini diperparah dengan kondisi bandara, jalan, serta sarana lainnya sebagai destinasi wisatawan yang ingin menjalani kegiatan bisnis sekaligus liburan.
Ia menyebutkan bandara di Kota Bandung masih belum maksimal meningkatkan destinasi MICE. Sebab, Bandara Husein Sastranegara tidak menampung cukup banyak serta fasilitas yang masih minim dari standar. Termasuk jalanan yang masih dikepung kemacetan menjadikan
"Belum ada convention center yang skala besar internasional, kemudian airport Kota Bandung yang masih belum memadai," ujarnya.
Ia menyebutkan selama satu tahun 2015, kunjungan wisatawan MICE belum terlalu membanggakan. Wisatawan mancanegara yang datang khusus sebagai wisatawan MICE hanya berkisar 300 ribu. Sementara wisatawan nusantara mencapai 4,7 juta orang.
Oleh karenanya, ia berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dapat memperbaiki infrastruktur untuk meningkatkan kunjungan MICE. Termasuk hotel-hotel yang meningkatkan standar dan mutu yang disertai balai pertemuan berkelas agar menarik para pelaku bisnis datang ke Bandung.
Pasalnya, ia menilai Kota Bandung punya kekuatan untuk menjadi unggulan destinasi MICE. Bukan hanya di Indonesia tapi juga skala internasional.
"Kita punya kekayaan history (sejarah) yang sudah menang dibanding daerah dan negara lain. Itu kekuatan Bandung. Ditambah kita telah dinobatkan menjadi kota kreatif versi UNESCO," katanya.
Oleh karenanya, sosialisasi dan promosi harus semakin digencarkan. Agar kunjungan wisatawan MICE bisa bertambah.
Asisten Deputi Bisnis dan Pemerintahan Kementerian Pariwisata RI, Tazbir Abdullah menilai Kota Bandung menjadi salah satu kota dengan destinasi wisata yang menjadi andalan dalam skala nasional. Sehingga tentunya bisa menjadi modal untuk meningkatkan destinasi MICE.
"Bandung ini salah satu andalan kita secara nasional dan negara lain. Daerah lain iri sama Bandung, banyak banget wisatawannya," ujar Tazbir.
Dia menuturkan dari sisi industri, pariwisata di Kota Bandung memiliki daya saing tinggi dibandingkan dengan daerah-daerah lain. Kondisi ini yang membuat Kota Bandung menjadi salah satu destinasi pilihan bagi para pelancong.
Hal ini diungkapkan Tazbir dalam acara Forum Group Discussion (FGD) Peningkatan Kunjungan Wisatawan MICE (Meetings, Incentives, Convention and exhibitions) melalui kunjungan lapangan di BTC Hotel, Jalan Pasteur, Jumat (15/4).
Oleh karenanya, melalui kegiatab tersebut diharapkan para pelaku dunia wisata di Kota Bandung dapat memberikan ide-ide kreatif untuk meningkatkan perkembangan wisata MICE di kota kembang ini.