Sabtu 16 Apr 2016 17:17 WIB

Awas! Ada Begal di Pasar Senggol Summarecon

Ceker Begal di Pasar Senggol Summarecon Mal Bekasi
Foto: Republika/C38
Ceker Begal di Pasar Senggol Summarecon Mal Bekasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Yuli (36 tahun) dikejar begal di Pasar Senggol Summarecon, Bekasi. Tapi, warga Bekasi Barat ini tidak lapor polisi. Ia malah tertawa lepas dengan mulut kepedasan.

Ceker Begal Khas Bandung merupakan salah satu sajian kuliner di Pasar Senggol Summarecon, 15 April - 8 Mei 2016 mendatang.

Menyajikan tiga level pedas, Ceker Begal Khas Bandung sangat pas bagi pecinta kuliner pedas. Level 1 dinamai dikejar begal, level 2 dibacok begal, sedangkan level 3 dicabok mitoha (gamparan mertua).

"Begal itu pedasnya boleh diuji. Berani! Walaupun harga cabe lagi tinggi, rasa enggak berubah," ucap Owner Ceker Begal Khas Bandung, Ida, kepada Republika, Jumat (15/4) malam.

Ada dua varian ceker begal yang ditawarkan, yaitu ceker begal cabai merah dan ceker begal cabai ijo. Aneka rempah yang akan ikut 'membegal' lidah Anda adalah ketumbar, merica, bawang putih, bawang merah, cabai, daun kemangi, dan daun jeruk. Kuah kental santan kelapa dimasak bersama ceker ayam hingga lunak.

Sudah berpuluh tahun, keluarga Ida menggeluti bisnis kuliner. Sebelum berinovasi dengan ceker, ia pernah berjualan mie setan, keong, dan aneka rupa makanan lain. Tapi, lama kelamaan banyak pedagang lain yang mengikuti jejaknya.

Menurut Ida, pedagang harus pintar mencari ide. Ceker begal adalah inovasi terbaru bisnis keluarganya. "Saya nggak mau sama dengan orang lain. Bikin yang spektakuler," ujar perempuan berambut pendek itu. Ide Ceker Begal Khas Bandung baru ditemukan pada awal 2016.

Sebelum mengenalkan ceker begal ke pasaran, Ida lebih dulu melakukan testing pada keluarga dan tetangga. Selain di Pasar Senggol Summarecon, ceker begal bisa ditemukan di dua lokasi, yaitu Mall Metro Bandung Timur dan Mall Buahbatu Bandung Tengah. Satu porsi berisi delapan ceker, dipatok harga Rp 15 ribu - Rp 20 ribu. Pembeli juga bisa memesan nasi apabila diinginkan.

Lantas, kenapa ceker? Ida mengatakan, selama ini ceker ayam seolah-olah makanan yang tidak diperhitungkan. Kebanyakan orang hanya mengambil dada, paha, atau sayap. Padahal, ceker bisa jadi kuliner lezat bila pandai mengolah. Rempah-rempah diperbanyak untuk menetralisir rasa amis ceker.

"Pedasnya nyata di lidah," kata Yuli. Olahan ceker rupanya menjadi daya tarik khusus buat Yuli. Perempuan ini memang mengaku penggemar ceker. Jika biasanya ceker hanya dibuat soto, kini ia menemukan menu baru.

Lantaran tidak kuat pedas, ia menjajal level satu dikejar begal. Rasa pedas cabai merah ditambah kenikmatan menguliti tulang-tulang ceker yang lunak menjadi keasikan khusus dalam menikmati kuliner satu ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement