Rabu 06 Apr 2016 09:01 WIB

Cara Lombok Berbenah Jadi Pusat Wisata Halal

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
Air terjun Mangku Sakti yang berada di Desa Sajang, Sembalun, Lombok.   (Republika/Wihdan Hidayat)
Perahu sandar di tepi Pantai Tanjung Aan, kawasan Kuata Mandalika, Lombok. (Republika/Wihdan Hidayat)

Sayangnya, menurut pemerhati pariwisata Nusa Tenggara Barat, Marthadinata, belum ada satupun hotel yang mendeklarasikan diri sebagai hotel syariah. Padahal hotel-hotel di NTB sebenarnya mampu menyandang status tersebut. "Yang langsung pakai bendera syariah itu belum. Tapi secara umum faslitas hotel sudah ada yang syariah, itu sudah bisa dijamin di beberapa hotel," kata Marthadinata yang juga pengajar di Universitas Mataram.

Data Dinas Budaya dan Pariwisata Nusa Tenggara Barat tahun 2014, menyebutkan, terdapat 891 hotel dengan total 9.015 kamar. Pada tahun yang sama, jumlah rumah makan yang masuk kelompok restoran mencapai 1.379 unit. Berdasarkan penelusuran Republika.co.id,  di wilayah Sembalun (Kabupaten Lombok Timur)  Sekotong (Kabupaten Lombok Barat),  dan Mandalika (Kabupaten Lombok Tengah), akses terhadap rumah ibadah terbilang mudah.

Para pelancong gampang menemukan masjid di sepanjang perjalanan, termasuk yang berlokasi di pinggir jalan. Ketersediaan air wudhunya dan kebersihan tempat ibadahnya pun memadai. Bahkan, Kecamatan Sembalun menjanjikan adanya masjid di setiap desa. Kadang ada masjid yang saling berhadapan. Sedangkan di wilayah Sekotong, masjid berukuran besar jarang ada namun mushala serta masjid kecil masih mampu memfasilitasi wisatawan yang hendak menunaikan shalat.

Bahkan di kawasan pulau-pulau, seperti Gili Gede pun ada masjid. Sedangkan di wilayah Mandalika, nyaris tak ditemukan adanya masjid berukuran besar. Hanya ada mushala di sejumlah pantainya. Meski begitu, ada rencana pembangunan masjid raya di wilayah tersebut. Sampai saat ini, pembangunan masjid baru itu masih tahap pengukuran lahan. Kemungkinan, proses pembangunan baru dimulai pada Juli tahun ini.

Direktur Utama PT Indonesia Tourism Development Corperation (ITDC) Abdulbar M Mansoer, menjelaskan, desain masjid menyerupai arsitektur masjid adat Bayan. Ia berharap masjid itu bisa menampung seribu jemaah. Semua biaya pembangunan ditanggung ITDC.

"Jadi kita membangun ini sebagai bentuk dukungan ITDC kepada Nusa Tenggara Barat, khususnya Lombok yang sudah ditetapkan sebagai destinasi wisata halal terbaik di dunia," jelas Abdulbar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement