Senin 04 Apr 2016 15:13 WIB

Cara Ortu Kembangkan Kecerdasan Emosi dan Sosial Anak

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Ibu dan anaknya
Foto: Republika/Prayogi
Ibu dan anaknya

REPUBLIKA.CO.ID, Anak harus memiliki nilai-nilai kebaikan. Namun untuk mengembangkan nilai-nilai tersebut, ada sejumlah faktor penentu. Yaitu faktor biologis, kognitif, emosional, budaya dan keluarga.

Psikolog Roslina Verauli menjelaskan untuk faktor biologis, tempramen bawaan setiap anak berbeda-beda, kakak ada yang lebih peka, adik tidak. Ada yang tempramennya sensitif, ada yang tidak. Untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan harus disesuaikan dengan tempramen anak.

Faktor berikutnya adalah kognitif, ada anak yang memang cerdas memahami perspektif orang lain, ada yang tidak. Faktor ketiga adalah emosi, agar anak punya karakter hebat, dasarnya adalah empati, kecerdasan emosional.

Dan faktor terakhir adalah faktor keluarga. Dimana untuk mengembangkan nilai-nilai kebaikan itu bisa dilakukan dan muncul dari nilai sehari-hari melalui obrolan, dongeng dan lainnya.

Dari usia berapa anak bisa diajarkan nilai kebaikan terutama empati? Menurutnya, dari anak mulai bisa bicara, dua atau tiga tahun. Roslina mengatakan ketika anak menjadi individu baru, tiba-tiba dia mempunyai kesadaran keakuannya yang sangat tinggi, egosentris, dia mau ABCD, dia lupa sama orang lain. "Di situlah usia dua tahun anak perlu diperkenalkan empati. Untuk kompeten atau cerdas secara emosional dan sosial, salah satunya empati," ujarnya.

Ia mengungkapkan beberapa anak di usia lebih dini sekitar 1,5 tahun sudah bisa. Bahkan anak umur satu tahun bisa berbagi, misalnya memberi minuman ke kakaknya. “Penelitan majalah Forbes, empati itu teori pikiran, orang yang punya empati paham kira-kira isi hati orang lain apa,” ujarnya.

Emosional, kalau tidak punya kecerdasan emosional berupa empati, tidak muncul semua kecerdasan sosialnya. Anak gagal berkembang.

Apa itu kecerdasan sosial? Dia mengerti bahwa ada aturan main, kalau lagi main sama teman-teman tidak boleh merebut. “Itu cerdas secara sosial, kalau anak gagal empati tidak muncul kecerdasan sosial,” ujarnya.

Karena itu, Vera memberikan tips untuk orang tua, yaitu beri anak kesempatan menampilkan perilaku di rumah. Orang tua jadi model, transfer nilai via diskusi dan terapkan reinforcement.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement