REPUBLIKA.CO.ID, Nano Riantiarno dan istrinya Ratna N Riantiarno hingga kini terus melanjutkan perjalanan Teater Koma. Latihan yang sebelumnya dilakukan di rumah orang tua Ratna, sejak 1995 dialihkan ke rumah pasangan itu.
Rumah Nano dan Ratna di kawasan Bintaro tidak pernah sepi. Di sana semua lakon Teater Koma dicipta dan digarap.
Bahkan perpustakaan milik Nano menjadi tempat penciptaan seluruh lakon dari Teater Koma. Ribuan buku yang berjejer rapi dan diatur sesuai kategori menjadi saksi lahirnya naskah cerita-cerita Teater Koma. Nano, yang pernah bekerja bersama Teguh Karya dan ikut membentuk Teater Populer pada 1968, menulis sendiri sebagian besar naskah lakon yang akan ditampilkan Teater Koma serta merangkap menjadi sutradaranya.
Dia mengatakan kerap menulis lakon-lakon Teater Koma di satu komputer tanpa koneksi internet yang tak boleh disentuh oleh siapa pun. Hal itu dilakukannya di ruang perpustakaan yang penuh dengan buku serta jejeran piagam penghargaan dan foto-foto keluarga Nano. "Tidak ada yang boleh otak-atik karena naskah saya di sana semua," ungkap Nano yang menyimpan rapi semua lembaran naskah di ruangan khusus dokumentasi sejak lakon pertama Teater Koma.