REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketika kehidupan berumah tangga sudah berjalan sekian lama, pertanyaan “Masih adakah cinta di antara kita?” sangat mungkin tebersit di benak pasangan suami-istri. Nano Riantiarno dan Ratna Riantiarno juga demikian.
Melengkapi satu sama lain, bertumbuh bersama, dan mengisi kekurangan masing-masing menjadi keseharian Nano dan Ratna. Namun, Nano tetap saja penasaran dengan cinta di antara dirinya dan Ratna.
Pertanyaan itu akhirnya terjawab lewat lakon Tanda Cinta yang rekaman pementasannya dihadirkan Bakti Budaya Djarum Foundation lewat program Nonton Teater di Rumah Aja. Tanda Cinta produksi Teater Koma mengisi akhir pekan penikmat teater melalui akun Youtube Indonesia Kaya pada 27-28 Juni 2020.
Tanda Cinta merupakan pementasan yang digelar pada 27-29 Juli 2005 di Gedung Kesenian Jakarta. Pementasan Tanda Cinta digelar menyambut hari jadi pernikahan pasangan, Nano dan Ratna Riantiarno.
"Lakon yang ditulis Nano Riantiarno menjadi hadiah pernikahan yang tidak biasa,” kata Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Adrian dalam keterangan tertulisnya.
Lakon suami dan istri dalam Tanda Cinta menunjukkan bagaimana Nano dan Ratna sabar satu sama lain dalam mendampingi keluarga. Pasangan itu juga menunjukkan bagaimana mereka bisa saling memaafkan satu sama lain. Kehangatan mereka memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.
Nano sebetulnya hanya ingin mendengar jawaban dari sang istri, “Masih adakah cinta di antara kita?”. Namun, Nano malah mendapat pernyataan panjang lebar dari sang istri.
Bahasa cinta yang Ratna tunjukkan bukan dengan kata-kata, tetapi berupa tindakan. Sementara bagi Nano, kata-kata juga penting. Ketika usia semakin senja, Nano menyadari pertanyaan, “masih adakah cinta di antara kita?” sudah dijawab lama oleh sang istri yang setia mendampingi.
Nano yang juga sutradara pementasan itu menjelaskan pernyataan, “Masih adakah cinta di antara kita?” tak hanya berlaku bagi kehidupan rumah tangga, tetapi juga masyarakat. Menurut dia, ketika masyarakat saling mencintai, maka tidak akan ada perkelahian maupun perseteruan. Karena itu, dia beranggapan masyarakat harus terus menumbuhkan cinta kepada sesama manusia.