REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Film Hungaria Son of Saul, drama mengenai Holocaust, merebut penghargaan Oscar pada Ahad (29/2) untuk kategori film berbahasa asing terbaik.
Itu film panjang pertama sutradara Hungaria-Prancis L'szl' Nemes. Sebelumnya film ini meraih penghargaan Golden Globe serta meraih juara kedua dalam Festival Film Cannes.
"Bahkan, dalam beberapa jam saat tergelap umat manusia, ada suara di antara kita, yang memungkinkan kita tetap menjadi manusia," kata Nemes di panggung, "Itu adalah harapan film ini."
Tokoh utama film itu adalah narapidana di kamp konsentrasi Auschwitz, yang mempertaruhkan hidupnya untuk mencoba melakukan pemakaman Yahudi secara tepat untuk anak laki-laki, yang dia percayai adalah anaknya.
Nemes kelahiran Hungaria (39), berasal dari keluarga yang kehilangan kerabat dalam Holocaust. Sutradara itu mengatakan bahwa merasa kedekatan dan sifat mendalam dalam film Son of Saul adalah penting pada zaman ketika banyak orang, terutama angkatan muda, memandang Holocaust sebagai sesuatu dari masa lalu.
Nemes memusatkan film pada tokoh Saul dengan serentetan gambar dekat saat dia melakukan pekerjaan mimpi buruknya tentang menggiring tahanan kepada kematian mereka dan mengumpulkan tubuh mereka ke krematorium, sambil berusaha menemukan cara untuk mengubur anak itu.
Beberapa bahasa berbeda diucapkan dalam film yang diproduksi orang Hungaria itu, mencerminkan sifat poliglot (pandai dalam berbagai bahasa) dari dunia suram kamp-kamp kematian pada Perang Dunia II.
Orang tua Nemes menentang pemerintah komunis yang berkuasa di Hungaria ketika dia masih kecil. Ia menghabiskan masa remajanya di Prancis. Setelah mempelajari perfilman di Paris, dia kembali ke tanah kelahirannya untuk mulai bekerja dalam pembuatan film.
Son of Saul menandai kemenangan kedua Hungaria dalam Academy Award untuk kategori berbahasa asing setelah delapan nominasi sebelumnya.