Senin 08 Feb 2016 19:30 WIB

Liburan Seollal, Remaja Korea Tolak Kenakan Hanbok

Rep: MGROL60/ Red: Andi Nur Aminah
tahun baru korea
Foto: allthatisinteresting.com
tahun baru korea

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Hanbok, pakaian tradisional Korea Selatan ini sebagian besar sudah hilang perannya sebagai pakaian sehari-hari bagi masyarakat modern di Korea. Saat liburan tradisional di Korea atau Seollal, merupakan kesempatan untuk mengenakan pakaian tradisional hanbok untuk lebih melestarikan budaya ciri khas pakaian negeri gingseng tersebut. 

Tetapi  bagi anak muda Korea, sebagian besar hanbok sudah tidak relevan. Bahkan untuk acara-acara seperti Seollal pun, kini banyak anak muda Korea yang enggan memakainya. 

Dilansuri Koreatimes, menurut survei terakhir, 84,7 persen warga Korea berusia 20 hingga 30 tahunan  tidak memakai hanbok selama liburan Seollal atau Chuseok. "Sekitar 300 warga Korea berusia 20 tahun  hinga 30 tahun yang tinggal di Seoul dan Provinsi Gyeonggi, tak lagi memakai hanbok," ujar Seo Kyoung-duk, Humas Korea sekaligus profesor di Sungshin Women's University, Ahad (7/2).

Mereka beralasan hanbok tidak nyaman dipakai, mahal, sulit diurus dan ketinggalan zaman. Kyeong-duk mengatakan, agar masyarakat Korea tertarik untuk memakai hanbok, banyak masukan dari netizen khusunya yang meminta desain hanbok harus dimodernisasi. "Hanbok harus menjadi lebih nyaman dipakai, jasa penyewaan hanbok juga harus lebih mudah diakses."

Untuk mengampanyekan Seollal, Seo meluncurkan kampanye Seollal ini di media sosial. Langkah tersebut sebagai upaya mempromosikan hanbok. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement