Kamis 04 Feb 2016 09:57 WIB

Begini Cara Mengajarkan Anak Sayang Uang

Rep: Desy Susilawati/ Red: Andi Nur Aminah
Prita Ghozie, perencana keuangan dan bisnis
Foto: Desy Susilawati/Repubika
Prita Ghozie, perencana keuangan dan bisnis

REPUBLIKA.CO.ID, Gaya hidup konsumtif sudah menjadi bagian dari masyarakat kita. Tapi, sebenarnya gaya hidup ini bisa diubah, salah satunya dengan ikut gerakan #SayangUangnya. Bahkan, lebih baik lagi jika kita mulai mengajarkan dan mengenalkan gerakan sayang uang sejak dini, saat masih anak-anak, sehingga gerakan berhemat bisa tertanam pada mereka ke depannya.

Perencana keuangan dan bisnis Prita Ghozie mengatakan, sebenarnya anak tidak mengerti berapa nilai uang. Anak juga tidak mengerti yang namanya mahal dan murah. Prita sudah merasakan hal itu kepada kedua anaknya yang berusia 11 tahun dan 7 tahun. Dia mengatakan, triknya adalah coba membuat anak memahami sesuatu yang dia mengerti. 

Prita mencontohkan, makanan hamburger. Sebagai orang tua, kita tahu satu hamburger harganya berapa. Ketika anak ingin membeli mainan yang agak mahal, katakan pada mereka satu kotak mainan ini sama dengan 30 hamburger. “Jadi, ketika kamu membeli ini, kamu bisa ajak temen-teman kamu pesta hamburger. Anak-anak pasti mikir, wah menarik. Jadi, kalau kamu mau ini, kamu harus ngumpulin uang dulu, kalau tidak, ya nggak bisa cuma beli-beli, nanti dibuang mainannya,” katanya menjelaskan sambil mencontohkan percakapan orang tua dan anaknya.

Yang kedua, Prita megatakan, cobalah ajarkan anak menghargai uang kecil. Menurut Prita, orang dewasa justru terkadang tidak menghargai uang kecil. Uang Rp 500, Rp 1.000, dan Rp 2.000 malah ikut tercuci di mesin cuci. “Selama uang rupiah dibuat oleh Bank Indonesia, itu tetap uang. Jadi, jangan pernah menghambur-hamburkan yang koin,” ujarnya menyarankan.

Prita mengungkapkan, anak-anaknya suka sekali mengumpulkan uang receh. Ketika usia tiga tahun, anaknya ingin sekali pergi ke Disneyland, Hong Kong. Lalu, ia menyarankan anaknya untuk menabung terlebih dahulu dengan uang receh.

Saat usia enam tahun, celengan tersebut dipecahkan. Ternyata, terkumpul sebanyak Rp 2,5 juta. Dia pun kemudian menuju bank dan membuka tabungan anak. Prita bercerita, saat itu dengan membawa segepok uang recehan, teller-nya sempat pusing. Lalu, dia menyampaikan kepada sang teller agar jangan membuat anaknya jadi tidak mengerti arti uang. Karena uang tersebut, meski recehan, tetap uang. “Jadi, tolong bantu saya mengajarkan anak ini arti uang, seratus rupiah pun ada artinya,” ujarnya saat menceritakan kisah anaknya yang di awal mulai menabung.

Akhirnya, anak Prita pun bisa ke Disneyland, Hong Kong, saat usia delapan tahun dan membeli satu tiket dari uang tabungannya itu. “Dia bangga minta ampun, walaupun tiketnya diganti juga. Tapi, uangnya dia pakai untuk shopping, dia bangga luar biasa bisa belanja dengan uang hasil tabungan sendiri. Jadi, itu bentuk kecil dari kita mulai mengajarkan arti uang. Jadi, jangan remehkan uang koin atau uang seribuan lecek-lecek,” katanya menambahkan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement