Selain sirkuit motocross, Ardita mengatakan pihaknya juga sedang mengupayakan maksimalisasi lahan bandara yang baru terpakai sekitar 40 persen itu untuk pertamanan. Ardita mengatakan, ia sudah menjalin komunikasi dan kerjasama dengan Universitas Mataram, diwakili oleh Wakil Rektor 4 Universitas Mataram yang juga ahli tanaman kering.

Kerjasama tersebut, lanjut Ardita, dilakukan untuk menggarap lahan di seberang area yang akan digunakan sebagai sirkuit motocross, atau di sebelah kiri dari arah pintu masuk bandara.

Sebagai tahap awal, lahan tersebut akan digunakan sebagai tempat untuk penelitian mengenai pohon atau tanaman yang cocok untuk tumbuh di lahan bandara.

Ardita mengatakan, mahasiswa Universitas Mataram juga nantinya akan dapat melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di lahan yang diperuntukkan sebagai tempat penelitian tersebut. Lahan yang luasnya masih akan dipertimbangkan tersebut, terang Ardita, akan menjadi media edukasi bagi masyarakat mengenai teknik bercocok tanam yang baik dan moderen.

Hasil dari tanaman-tanaman tersebut nantiny dapat dimanfaatkan kembali untuk taman-taman di area bandara dan terminal bandara.

"Untuk studi, tapi ke depannya kita juga punya mimpi untuk menjadikan lahan tersebut sebagai objek wisata, seperti halnya Botanic Gardens milik Singapura," jelas Ardita.

Ikuti Whatsapp Channel Republika