Selasa 05 Jan 2016 15:08 WIB

Anak SLD Idap 3 Macam Gangguan Belajar Spesifik Ini

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Ada beberapa macam tipe gangguan belajar yang disebabkan oleh SLD. Tiga tipe di antaranya ialah gangguan atau defisit dalam membaca, dalam menulis serta dalam matematika.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Ada beberapa macam tipe gangguan belajar yang disebabkan oleh SLD. Tiga tipe di antaranya ialah gangguan atau defisit dalam membaca, dalam menulis serta dalam matematika.

REPUBLIKA.CO.ID, Specific Learning Disability (SLD) merupakan sebuah gangguan mempelajari keterampilan akademik yang disebabkan oleh gangguan neurobiologi pada saraf pusat. SLD ini setidaknya dapat menyebabkan tiga macam gangguan belajar pada anak.

Ahli Neurologi Anak RS Hasan Sadikin, Siti Aminah mengatakan ada beberapa macam tipe gangguan belajar yang disebabkan oleh SLD. Tiga tipe di antaranya, terang Aminah, ialah gangguan atau defisit dalam membaca, dalam menulis serta dalam matematika.

Bentuk dari defisit dalam membaca akibat SLD seringkali dikenal dengan disleksia. Aminah mengatakan disleksia merupakan gangguan baca-tulis-eja yang membuat penderitanya kesulitan dalam mengenal kata secara akurat diiringi dengan kemampuan mengeja dan dekoding yang buruk.

"Umumnya (penderita disleksia) tidak bermasalah dengan pengertian apa yang didengar atau verbal reasoning," jelas Aminah dalam workshop yang diselenggarakan Volunteer Educators Network di Gedung Dewi Sartika Universitas Negeri Jakarta, beberapa waktu lalu.

Aaminah mengatakan ada beberapa indikator umum selain kesulitan membaca yang dimiliki oleh penderita disleksia di segala usia.  Salah satu dari indikator tersebut ialah bingung dalam membedakan kiri dan kanan. Aminah menambahkan penderita diskesia juga kerap bingung dengan segala hal yang berhubungan dengan menceritakan waktu dan tempat. Indikator ketiga, tambah Aminah, ialah kesulitan dalam memahami instruksi majemuk yang diberikan dalam waktu bersamaan serta cepat.

Bentuk defisit kedua akibat SLD ialah defisit dalam matematika yang dikenal dengan diskalkuli. Aminah menerangkan bahwa diskalkuli merupakan ketidakmampuan dalam mengerti dan mengingat konsep matematik, peraturan, rumus, proses hitung dan urutan. Kesulitan matematika atau diskalkuli ini, lanjut Aminah, memiliki variasi dari ringan hingga berat.

"Salah satu dasar terjadinya diskalkuli ialah gangguan berhitung sentral," ungkap Aminah.

Aminah melanjutkan, bentuk defisit dalam menulis akibat SLD diketahui sebagai disfasia perkembangan. Aminah mengatakan disfasia perkembangan merupakan suatu bentuk gangguan bicara bahasa. Gangguan ini mengakibatkan kemampuan bicara anak SLD tertinggal pada aspek pengertian bahasa dan bahasa yang diucapkan.

"Fungsi penerimaan atau pengertian lebih berkembang dibandingkan aspek penyampaian," kata Aminah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement