Senin 04 Jan 2016 22:12 WIB

Pecel Semanggi, Kuliner Jalanan Khas Surabaya

Rep: Andi Nurroni/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pecel Semanggi
Foto: Wikipedia/Okkisafire
Pecel Semanggi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Setiap kota di seluruh dunia umumnya memiliki sajin kuliner khas masing-masing. Nah, di Surabaya, selain rawon dan lontong balap, ada juga yang namanya pecel semanggi. Meski di luar sana makanan tersebut jarang terdengar, tapi di Kota Pahlawan, pecel semanggi memiliki penggemar fanatik.

“Pecel semanggi” atau biasa disebut “semanggi” saja, adalah makanan tradisional berbahan dasar sayuran. Berbeda dengan pecel pada umumnya, sayuran yang digunakan adalah semanggi (Marsilea crenata), yakni jenis tanaman paku yang biasa tumbuh di sawah dan rawa-rawa.

Keunikan yang lain, pecel semanggi disajikan dengan saus ubi madu, bukan saus kacang seperti pecel lainnya. Ketika dihidangkan, pecel semanggi selalu disertai kerupuk puli, yaitu kerupuk berbahan dasar tepung beras. Kesan tradisional sangat terasa karena pecel semanggi dijajakan menggunakan pincuk atau mangkuk daun pisang.   

Penasaran dengan makanan yang satu ini, Ahad (3/1), Republika mencicipi sendiri pecel semanggi di kawasan Masjid Al-Akbar Surabaya. Sang penjaja adalah ibu 52 tahun bernama Kunati. Di kompleks Masji Al-Akbar, lapak pecel semanggi Kunanti adalah yang paling tersohor.

Seperti dibuatkan Kunati, racikan pecel semanggi terbilang sederhana. Selain daun semanggi, sayuran lain yang ditambahkan hanyalah sedikit tauge. Tingkat rasa pedas sambal ubi disesuaikan dengan selera pembeli. Untuk menambah rasa gurih, ditambahkan sedikit sambal petis khas Jawa Timur yang berbahan dasar udang.

Hmmm… Daun semanggi yang telah dikukus ini rasanya lembut sekaligus bertekstur. Ketika masuk ke mulut, rasa segar semanggi bercampur saus ubi yang pedas, manis plus gurih. Dua lembar kerupuk puli yang renyah melengkapi nikmatnya pecel semanggi.

Kekhasan pecel semanggi tidak hanya soal rasa, cerita di balik hidangan tersebut juga membuatnya melegenda di kalangan warga Surabaya. Dahulu, ketika di Surabaya masih banyak sawah, warga biasa mencari daun semanggi untuk dibuat pecel atau lalapan.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement