REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Fenomena bayi tabung selama 2015 menjadi sorotan masyarakat di beberapa tempat. Setiap tahun angka program bayi tabung semakin meningkat, seiring dengan kemajuan persepsi masyarakat.
Spesialis Fertilitas dan Endokrinologi Reproduksi Departemen Obstetri-Ginekologi (obgin) RSUD dr Soetomo Surabaya, dr Relly Yanuari Primariawan, Sp.OG mengatakan pada 2014, data menunjukkan adanya 4.827 siklus bayi tabung yang meningkat dari 2013 yakni sekitar 4.083. Artinya, angka bayi tabung naik 18 persen dalam jangka waktu satu tahun.
Menjelang akhir 2015, jumlah bayi tabung masih dihitung. Hanya, angkanya diperkirakan meningkat 18 persen dibanding setahun sebelumnya atau lebih dari 5.000 siklus bayi tabung.
"Dalam setahun kami bisa menangani program inseminasi dan bayi tabung sebanyak 200-300 pasangan dengan melakukan Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB). Program bayi tabung atau dikenal dengan 'in vitro fertilazion' (IVF) memang telah berkembang seiring pengetahuan masyarakat," tuturnya.
Ia mengatakan, persepsi masyarakat menyatakan bahwa program bayi tabung hanya terdiri dari satu macam saja. Padahal program bayi tabung memiliki berbagai macam program yang bisa dipilih melalui beberapa proses perkembangan, kemudian setelah saatnya tiba maka benih itu dimasukkan ke dalam rahim calon ibu untuk perkembangan berikutnya. (Baca: Tingkat Keberhasilan Bayi Tabung).
"Secara sederhana, bayi tabung adalah proses pembuahan sel telur dan sperma di luar tubuh ibu, istilahnya in vitro vertilization (in vitro bahasa latin, artinya dalam gelas atau tabung, vertilization artinya pembuahan). Dalam proses bayi tabung, sel telur matang diambil dari indung telur ibu," terangnya.
Kemudian sel telur yang diambil dari indung telur ibu akan dibuahi dengan sperma di dalam medium cairan. Setelah berhasil, embrio kecil yang terjadi dimasukkan ke rahim dengan harapan berkembang menjadi bayi.
"Dalam proses pembuatan bayi tabung, yang pertama harus menyeleksi pasien. Apakah istri dan suami layak mengikuti program bayi tabung. Apabila layak, baru bisa masuk dan mengikuti program bayi tabung, kemudian dilakukan stimulasi atau merangsang indung telur untuk memastikan banyaknya sel telur. Secara alami, sel telur hanya satu, namun untuk bayi tabung, perlu lebih dari sati sel telur untuk memperoleh embrio," paparnya.