Ahad 27 Dec 2015 12:03 WIB

Lukisan Waroge yang Selalu Ada di Rumah Adat Sindangbarang

Rep: Puti Almas/ Red: Indira Rezkisari
Kampung Sindangbarang menawarkan suasana liburan yang berbeda dari tempat lain di sekitar Bogor.
Foto: Antara
Kampung Sindangbarang menawarkan suasana liburan yang berbeda dari tempat lain di sekitar Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, Pada zaman dahulu, sesuatu gaib dan mengundang malapetaka diyakini oleh masyarakat di Tanah Air. Karenanya, tak sedikit daerah yang memiliki tradisi maupun kebiasaan tertentu untuk mengusir hal-hal semacam ini.

Salah satunya adalah masyarakat Sunda tradisional. Untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang dapat membawa ketidakberuntungan dan malapetaka, khususnya di sebuah kampung, mereka memajang lukisan Waroge di depan pintu rumah sang kepala desa atau disebut Ikah Gede.

Waroge ini sendiri memiliki empat bentuk simbol yang berbeda-beda. Pertama simbol api atau yang disebut masyarakat Sunda dengan Haranghasuan. Ini berfungsi untuk menggelapkan mata gaib jahat tidak mengganggu kampung. Waroge simbol tanah atau Ratuning Tutulak merupakan penolak dari segala gangguan sifat jahat seperti kedengkian, kebencian, baik dari manusia maupun mahluk gaib.

Lalu ada Waroge dengan simbol batu atau disebut Watu Panggilang yang berguna untuk menolak segala gangguan jahat yang ada di batu. Kemudian simbol air atau disebut Wangapah sebagai penolak gangguan jahat di air. Terakhir, Waroge simbol angin atau Wawayangan untuk menjaga keselamatan manusia agar terhindar dari malapetaka.

Di zaman kini, lukisan Waroge sudah sangat jarang ditemukan di rumah-rumah kepala desa yang ada di Jawa Barat. Namun, jika Anda berkunjung ke kampung budaya Sindangbarang, lukisan ini bisa ditemukan, lengkap dengan bentuk rumah Imah Gede yang sangat tradisional. Kampung ini berlokasi tepatnya di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor.

"Di zaman kini, lukisan Waroge sudah jarang sekali ada di rumah-rumah kepala desa karena banyak dari generasi muda yang tidak tahu lagi arti dari simbol-simbol di dalamnya," ujar penanggung jawab keamanan adat dan sejarah lokal kampung budaya Sindangbarang Ukat Sukatna.

Selain rumah kepala desa masyarakat Sunda tradisional, di kampung budaya Sindangbarang, Anda juga bisa menikmati berbagai kesenian tradisional yang dilestarikan oleh penduduk setempat. Diantaranya adalah permainan alat musik Angklung Gubrak dan tari Jaipong.

Di sini, juga terdapat situs-situs purbakala peninggalan kerajaan Padjajaran berupa bukit-bukit berundak. Setiap satu tahun sekali, upacara adat Seren Taun, yaitu upacara ungkapan syukur masyarakat terhadap Tuhan atas hasil panen dan bumi yang melimpah digelar di kampung Budaya Sindangbarang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement