REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengembangan sumber daya alam yang tidak optimal menyebabkan beberapa daerah dikategorikan sebagai daerah tertinggal.
Padahal optimalisasi pengembangan sumber daya alam dan lingkungan hidup diharapkan dapat dijadikan andalan agar daerah tertinggal setara dengan daerah lainnya.
Direktur Pengembangan Sumber Daya dan Lingkungan Hidup, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Faizul Ishom mengatakan, pengembangan sumber daya alam di daerah tertinggal harus terus didorong dan dioptimalkan untuk kemajuan pembangunan daerahnya.
"Tidak hanya terpaku pada pemerintah tetapi juga melibatkan sektor swasta untuk melakukan investasi," katanya, Rabu, (2/12).
Kebijakan pengembangannya sedang disusun. Diharap kebijakan ini jadi rujukan dalam percepatan pembangunan ke depan bagi para pemangku kepentingan.
Pihaknya, ujar Faizul, saat ini sedang mendorong penanganan hambatan-hambatan investasi di daerah tertinggal seperti masalah infrastruktur, kelistrikan, serta ketentuan kepemilikan tanah rakyat melalui sertifikasi. Kemendesa juga gencar merealisasikan program pembangunan peternakan modern di daerah tertinggal untuk mendukung upaya swasembada daging sapi nasional.
Di samping itu, sektor pariwisata daerah tertinggal ikut digenjot untuk mencapai target pemerintah mendatangkan 10 juta wisatawan mancanegara. Menurutnya program-program itu diharapkan dapat merangsang tumbuhnya perekonomian daerah tertinggal.
Kemendesa juga memiliki program pemeliharaan lingkungan."Pencegahan kebakaran hutan yang masih marak harus dilakukan sebab hutan perlu dilestarikan keberlanjutannya."