Rabu 02 Dec 2015 14:47 WIB

Berikan ke Gadget ke Anak dengan 10 Perjanjian Ini

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Gadget seperti dua sisi pisau di anak dan remaja, fungsinya bisa memberi efek positif termasuk negatif.
Foto: pixabay
Gadget seperti dua sisi pisau di anak dan remaja, fungsinya bisa memberi efek positif termasuk negatif.

REPUBLIKA.CO.ID, Memberikan gadget ke anak ternyata tak semudah menyerahkan sebuah buku gambar kosong untuk anak coret-coret. Tanpa bimbingan yang tepat, buku gambar bisa berisi coretan yang menakutkan bagi orang tua.

Psikolog Elly Risman mengibaratkan pemberian gadget ke anak seperti lingkaran setan. Sekali jatuh anak akan sulit keluar darinya dengan selamat.

Karena itu mengutip dari Janell Burley Hofman, pengarang buku 'iRules: What Every Tech-Healthy Family Needs to Know About Selfies, Sexting, Gaming and Growing Up', orang tua harus menerapkan aturan ketat ke anak ketika memberikan gadget.

Janell memaksa anak menaati peraturan yang dibuatnya sebelumnya anak bisa menggunakan gadgetnya. Apa saja?

1. Jika gadget jatuh ke dalam toilet, terhempas ke tanah, atau menghilang di udara bebas, kamu bertanggung jawab untuk penggantian atau biaya perbaikan. Kamu bisa memotong rumput, menjaga bayi, atau menggunakan uang tabungan hadiah ulang tahun. Ini akan terjadi, kamu harus bersiap.

2. Jangan gunakan teknologi ini untuk berbohong, membodohi, atau menipu umat manusia lainnya. Jangan biarkan dirimu terlibat dalam pembicaraan yang akan menyakiti orang lain. Jadilah teman yang baik terlebih dahulu atau menjauhlah dari kemungkinan perseteruan.

3. Jangan mengirimkan SMS, email, atau mengatakan apapun yang tidak mau kamu ucapkan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Jangan mengirimkan SMS, email, atau mengatakan apapun ke seseorang yang tidak mau kamu katakan dengan lantang ketika orang tua mereka sedang berada di ruangan itu. Sensorlah dirimu sendiri.

5. Tidak boleh ada pornografi. Carilah informasi di internet yang hanya akan kamu bagikan ke ibu secara langsung. Jika kamu memiliki pertanyaan tentang apapun, tanyalah seseorang, lebih baik lagi tanya ke ibu atau ayahmu.

6. Matikan, diamkan, sembunyikan dari khalayak ramai. Terutama di restoran, di dalam bioskop, atau ketika berbicara dengan umat manusia lain. Kamu bukanlah orang yang kejam, jangan biarkan gadget mengubah itu.

7. Jangan kirimkan atau menerima gambar atau foto dari bagian pribadi anggota tubuhmu atau orang lain. Jangan tertawa. Suatu saat kamu akan tergoda untuk melakukannya secerdas apapun dirimu. Ini sangat berisiko dan dapat menghancurkan masa muda/ kuliah/ atau masa dewasamu. Ini akan selalu jadi ide yang buruk. Dunia maya itu luas dan lebih kuat daripada dirimu. Sulit sekali menghilangkan jejak dalam skala sebesar ini termasuk reputasi yang buruk.

8. Jangan mengambil jutaan foto dan video. Tidak perlu mendokumentasikan segalanya. Alamilah hidupmu sendiri. Kenangan itu akan tersimpan dalam ingatanmu untuk selamanya.

9. Sesekali tinggalkan gadget ini di rumah dan coba untuk merasa nyaman dan aman dengan keputusan itu. Gadget bukanlah benda hidup ataupun perpanjangan dirimu. Belajarlah untuk hidup tanpanya. Jadilah lebih besar dan lebih kuat daripada sindrom FOMO alias Fear Of Missing Out (rasa takut kehilangan).

10. Kamu pasti akan melakukan kesalahan. Ibu akan mengampil teleponmu. Kita akan duduk dan membicarakannya. Kita akan memulai dari awal lagi. Ibu dan kamu, kita selalu belajar. Ibu adalah bagian dari tim-mu. Kita melakukan ini bersama-sama.

Dan pada akhir daftar kontrak, sang ibu menulis “Kebanyakan pelajaran di sini tidak hanya berlaku untuk gadget, namun untuk kehidupan.”

(baca juga: Orang Tua Harus Pasang Fliter Konten di HP Anak)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement