Rabu 02 Dec 2015 12:56 WIB

Yuk, Tiru Aturan Gadget Anak dari Pakar Teknologi Keluarga Ini

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Ingatkan anak kalau gadget pemberian orang tua adalah pinjaman, sehingga anak harus menggunakannya sesuai dengan izin ayah atau ibunya.
Foto: pixabay
Ingatkan anak kalau gadget pemberian orang tua adalah pinjaman, sehingga anak harus menggunakannya sesuai dengan izin ayah atau ibunya.

REPUBLIKA.CO.ID, Penggunaan gadget di anak dan remaja harus dibarengi dengan penerapan aturan dan batasan. Seperti apa bentuknya? Semua bergantung pada nilai yang dimiliki tiap keluarga.

Parental communication specialist di HARA Parenting, Hana Yasmira, mengatakan anak-anak pengguna gadget harus diajarkan tidak boleh mengambil gambar tanpa busana dirinya atau orang lain dengan kamera gadget. Hana secara pribadi menerapkan itu pada buah hatinya.

“Jadi sejak kecil anak-anak saya tahu mereka tidak diijinkan untuk memotret siapapun termasuk keluarganya dan dirinya dalam kondisi bugil atau minim busana,” ungkapnya kepada Republika.co.id.

Ia juga melarang anak-anaknya untuk mengonsumsi gambar atau tayangan pornografi dalam bentuk apapun. Meski ia memberi kebebasan anaknya bertanya tentang seksualitas kepada Hana.

Untuk mencegah anak melakukan sexting via emoji, orang tua dapat menerapkan batasan dan aturan menurut seperti yang diungkapkan Janell Burley Hofman, pengarang buku 'iRules: What Every Tech-Healthy Family Needs to Know About Selfies, Sexting, Gaming and Growing Up'.

(baca: Waspada Bahaya Sexting Remaja dengan Emoji)

Contohnya seorang ibu memberi gadget pada anaknya dengan perjanjian. Pemberian gadget bukan untuk memanjakan anaknya, justru ia memberi aturan atau perjanjian yang sangat ketat kepada anaknya, dan ia harus mentaatinya. Jika tidak mau taat, maka gadget tersebut akan diminta kembali.

Ini contoh perjanjiannya.

1. Ini (gadget) adalah milik ibu. Ibu membelinya. Ibu yang membayarnya. Ibu meminjamkannya untukmu. Bukankah ibu yang terbaik?

2. Ibu harus selalu mengetahui password-nya.

3. Jika teleponnya berdering, jawablah. Itu adalah sebuah telepon. Katakan halo, tunjukkan perilaku yang baik (sopan). Jangan pernah abaikan panggilan telepon jika di layarnya tertulis “Ibu” atau “Ayah”. Jangan pernah.

4. Berikan teleponnya kepada orang tua kamu tepat pukul 19.30 setiap malam sekolah dan setiap akhir minggu pukul 21.00. Telepon tersebut akan dimatikan untuk satu malam dan akan dihidupkan kembali esok hari pukul 07.30. Jika kamu tidak mau menelepon ke telepon rumah temanmu, karena takut jika orang tuanya yang mengangkat terlebih dahulu, maka jangan menelepon atau SMS sama sekali. Dengarkan suara hatimu dan hormatilah keluarga orang lain seperti kamu ingin keluarga kita dihormati.

5. Kamu tidak akan membawa ini (gadget) ke sekolah. Ngobrol lah secara langsung dengan orang-orang yang biasa kamu ajak chatting atau SMS. Ini adalah bekal atau keahlian untuk hidupmu kelak. Untuk sekolah setengah hari atau field trip sesudah sekolah akan kami pertimbangkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement