REPUBLIKA.CO.ID, Psikolog Anak, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, Psi mengatakan, tidak memanjakan serta mengajarkan kemandirian sejak dini adalah dasar dari semua metode sukses dalam mendidik anak.
Maka dari itu, orang tua perlu mempelajari bagaimana orang tua di Jepang menanamkan nilai-nilai positif seperti kemandirian, disiplin, ketertiban, tanggung jawab, dan empati kepada anak mereka, dan hal ini harus dimulai dari orang tua.
Sayangnya, untuk menjalani itu semua tentu ada banyak tantangan. Tantangan bisa datang dari anak dan orang tua.
Dari anak umumnya ketika anak memasuki usia satu tahun, orang tua menjumpai fase tantrum atau marah, di mana anak akan menangis ketika menginginkan sesuatu. “Begitu tidak dapat apa yang dia mau, langsung guling-guling, teriak-teriak. Pasti tantangannya ada seperti ini. Bukan hanya di Indonesia, tapi juga di Jepang,” ujarnya dalam acara Learning from the Positive of Japanese Parenting, di Aeon Mall, BSD City.
(baca: Ingin Anak Mandiri? Yuk, Sontek Pola Asuh Jepang)
Perlu diingat bahwa hal ini merupakan bentuk ekspresi serta komunikasi anak, sehingga orang tua tidak perlu langsung khawatir.
Tantangan bukan datang dari anak saja, tapi juga dari orang tua. Biasanya kenapa anaknya begini, karena orang tuanya begitu. Orang tua ada di sekelilingnya, ibunya melayani semua kebutuhan anak. Menyediakan segala untuk anaknya.
Tantangan lainnya adalah tidak konsisten. Misalnya anak mau main gadget. Orang tua akhirnya terpaksa memberikan agar anaknya diam. “Tantangan itu disadari bahwa orang tua suka lakukan itu dan itu tidak bagus,” ujarnya.