REPUBLIKA.CO.ID, Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi. Namun, apa jadinya bila seorang bayi justru tak bisa menikmati makanan bernutrisi terbaik tersebut? Kondisi tersebut bukan tak mungkin terjadi. Ada kondisi tertentu dimana bayi tidak bisa menelan dan mengisap ASI dari payudara ibu dengan baik.
Terutama pada bayi-bayi berkebutuhan khusus, terutama pada bayi lahir prematur dengan berat badan rendah, dan bayi dengan keadaan bibir sumbing atau langit-langit bercelah.
"Untuk bayi lahir prematur kemampuan mengisap dan menelannya masih lemah," ujar dr. Luh Karunia Wahyuni, Sp.KFR-K, dalam acara 'Dedikasi Pigeon Untuk Bayi Berkebutuhan Khusus' di Pullman Hotel, Jakarta, beberapa waktu lalu. Padahal minum merupakan gerakan terpenting untuk bayi. Minum menjadi aktivitas paling rumit dan sulit di awal kehidupan seorang anak.
Aktivitas minum pertama kali dilakukan ketika anak mendapatkan ASI. Saat mengonsumsi ASI, bayi melakukan gerakan, yakni mengisap, menelan, dan bernapas. Ketiga gerakan tersebut menjadi inti dari kehidupan. Kemampuan tersebut secara alamiah dimiliki bayi dengan kondisi lahir cukup bulan dan bugar. Apabila bayi bisa melakukan ketiga gerakan tersebut dengan baik, maka pondasi tumbuh kembangnya menjadi bagus. Kondisi sebaliknya terjadi bila bayi tidak mampu melakukannya.
(baca: Cari Ide Sarapan Anak? Yuk, Sontek Menu Negara Lain)
Pada bayi prematur secara fisik memang tidak sama dengan kondisi bayi yang lahir normal pada umumnya. Bayi prematur dengan berat badan rendah memiliki organ tubuh belum cukup matang (immature) sehingga membutuhkan alat bantu untuk bernapas atau minum. Kemudian gerak mulut bayi prematur umumnya belum berfungsi optimal. Kondisi tersebut membuatnya belum mampu melakukan koordinasi mengisap, menelan, dan bernapas dengan benar saat sedang menyusu.
Sementara pada bayi yang lahir dengan bibir sumbing, terdapat kelainan berupa celah pada bagian yang seharusnya tertutup. Bibir sumbing terjadi akibat gagalnya proses penyatuan bibir pada masa perkembangan janin. "Pada kasus ini, bayi juga kesulitan menikmati ASI karena mudah tersedak dan batuk," lanjut Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) ini.
Kasus bibir sumbing beragam. Bibir memiliki celah karena tidak menyatu di bagian tengah atau samping. Ada pula kondisi dimana celah tersebut memanjang hingga ke langit-langit mulut sehingga antara rongga mulut dan hidung terbuka. Kondisi demikian membuat bayi sulit mengisap dan bernapas saat menyusu. Bayi tidak hanya rentan tersedak dan batuk, tetapi ASI memiliki kemungkinan masuk ke dalam paru-parunya.