Kamis 19 Nov 2015 08:10 WIB

Dodol Jawawut dan Kopi Enrekang, Kudapan Tamu di Kaluppini

Rep: Priyantono Oemar/ Red: Indira Rezkisari
Bandang, bandang lojo, dan baje ba’tan, berbagai kudapan khas Kaluppini yang disajikan dengan kopi Enrekang.
Foto:
Tari Pajaga menyambut tamu yang dayang ke Kaluppini, Enrekang, Sulsel.

Di rumah Abdul Halim, salah satu pemangku adat yang menduduki posisi imam, ia disuguhi kudapan. Ada bandang, bandang lojo, dan baje ba’tan. Bandang adalah kudapan berhahan singkong parut yang dicampur gula aren kemudian dibungkus daun pisang sebelum dikukus. Di Jawa dikenal dengan nama lemet atau utri. Di Jambi dikenal dengan sebutan lapek ubi. Di Jawa Barat dikenal dengan nama ketimus. Sedangkan bandang lojo adalah bandang telanjang yang ditaburi parutan kelapa.

Saya memilih baje ba’tan dan kopi arabika tipika. Baje ba’tan (dodol yang terbuat dari jawawut) memberikan rasa nyaman setelah saya menelannya. Ada rasa manis gula merah di dalamnya. Cuma sayang, kopinya dibuat terlalu encer. Saya mendapat rasa kopi arabika tipika di rumah dinas Bupati Enrekang, Muslimin Bando, Rabu (11/11) pagi. Aroma kopinya bercampur dengan aroma jahe. ‘’Sewaktu di Amerika, Jokowi disuguhi kopi arabika tipika dari Enrekang,’’ ujar Bupati.

Yang dimaksud Bupati adalah jamuan makan saat Jokowi bertemu dengan para pengusaha yang tergabung dalam Kadin Amerika. Sajian kopi itu bermula dari pesan Jokowi kepada Duta Besar Indonesia di Amerika Serikat agar jamuan itu menampilkan cita rasa Indonesia, meski Indonesia bukan sebagai tuan rumah.

Kopi arabika tipika Enrekang dikenal sebagai kopi single origin, yang semula ditanam di Kalosi. Dari Kalosi, dibawa ke Toraja, sehingga dikenal pula kopi Toraja Kalosi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement