Rabu 18 Nov 2015 21:12 WIB

Hasil Studi: Banyak Anak Indonesia Kekurangan Vitamin D

Vitamin D (Ilustrasi)
Vitamin D (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan (PKGK) Universitas Indonesia (UI) menyatakan anak-anak di Indonesia masih mengalami kekurangan vitamin D.

"Itu sesuai hasil studi 'South East Asian Nutrition Survey' (SEANUTS) Indonesia pada 2013," kata Ketua PKGK UI, Ahmad Syafiq, di sela Gerakan Nusantara Frisian Flag (gerakan minum susu setiap hari untuk anak cerdas aktif Indonesia) di SDN Bubutan IV, Surabaya, Rabu (18/11).

Ia mengatakan prevalensi kekurangan vitamin D terjadi pada anak-anak berumur 2-5 tahun yakni sebesar 42,8 persen anak-anak di desa dan sebesar 34,9 persen anak-anak di kota. "Kadar vitamin D dibawah 50 nmol per liter pada anak Indonesia usia 24-59 bulan sebesar 41,4 persen, sedangkan pada anak usia 5-12 tahun sebesar 46,7 persen," katanya.

Menurut dia, kekurangan vitamin D menyebabkan kualitas pertumbuhan anak-anak terpengaruh. "Brrdasarkan aktivitas fisik, perempuan lebih aktif dibandingkan dengan anak laki-laki," tuturnya.

Selain itu, lanjutnya, masalah gizi di Indonesia memang masih memprihatinkan, terlihat dari jumlah balita bertumbuh pendek (stunting) akibat kekurangan gizi di Indonesia masih tinggi yang mencapai 37,2 persen atau 8,8 juta balita Indonesia pada 2013.

"Pemenuhan gizi seimbang terutama bagi calon ibu hamil, bumil, busui dan balita terus diperlukan. Terutama difokuskan pada zat gizi yang masih defisiensi seperti protein, asam lemak esensial, zat besi, kalsium, yodium, zink, vit A, vit D dan asam folat," ujarnya.

Menurut dia, gizi baik menjadi kunci utama keberhasilan anak karena kekurangan gizi bisa memengaruhi kemampuan konsentrasi anak, sedangkan gizi yang berlebih dapat menghambat anak bergerak dan kurang percaya diri saat bersosialisasi. "Jika tidak menerima gizi yang mencukupi, bagaimana anak bisa beraktivitas dengan lancar, sehingga anak-anak harus diajarkan di sekolah karena waktu keseharian mereka dihabiskan di sekolah," terangnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement