Jumat 06 Nov 2015 04:14 WIB

"Inspektur Jenderal", Ketika Korupsi Merajai Kota

Rep: MGROL53/ Red: Winda Destiana Putri
Teater Koma
Foto: antarafoto.com
Teater Koma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Djarum Apresiasi Budaya terus melambungkan seni kebudayaan asli Indonesia, kali ini menggandeng Teater Koma untuk mementaskan sebuah pertunjukan yang diadaptasi dari naskah klasik Rusia pada Kamis (05/11) di Gedung Kesenian Jakarta.

"Inspektur Jenderal", adalah judul yang dipakai Teater Koma dalam acaranya kali ini, teater yang menggambarkan tentang kota korup yang dipimpin oleh walikota korup juga. Namun ditengah hiruk pikuk kota yang terkenal dengan kekorupannya, datang seorang inspektur jenderal asal pusat kota yang ditugaskan untuk membongkar kedok seorang walikota yang korup.

Dalam pementasannya, Teater Koma juga mengkolaborasikan dengan lagu-lagu dan sedikit konsep pewayangan. Tak ayal, teater tersebut terkesan menghibur dan tidak membuat bosan penontonnya. Dengan tata cahaya yang indah, seakan membuat penonton ikut masuk kedalam alur cerita.

Pementasan yang di sutradarai oleh Nino Riantiarno, menampilkan beberapa segmen yang membuat penonton tertawa, karena didalamnya juga tersirat humor yang membuat perut penonton bergoyang.

"Lakon Inspektur Jendral ini diadaptasi dari kisah klasik Rusia yang berjudul The Inspector General dan ini adalah pertama kalinya naskah tersebut dipentaskan oleh Teater Koma. Secara garis besar ceritanya tidak akan jauh berbeda, hanya tokoh-tokohnya akan dibawakan menjadi wayang sehingga masih menghambarkan kondisi Indonesia. Semoga penonton dapat mengambil makna yang kaya akan pesan moral tersirat yang berusaha kami sampaikan dalam lakon ini," tutur Nino Riantiarno, sang sutradara.

Hal yang membuat teater ini menarik yaitu saat sang walikota terjerumus dalam kebodohannya sendiri, kali ini sang walikota mengira inspektur jendral yang ditugaskan pemerintah pusat untuk membongkar kedoknya adalah seorang yang ditemuinya disebuah hotel. Namun siapa sangka, orang yang dikira inspektur jenderal tersebut hanya seorang juru tulis dari desa yang telah kehabisan uang dan berlagak sok berkuasa.

Di akhir kisah juga membuat penonton terbahak, karena gelagat sang walikota yang salah kaprah membuat senjata makan tuan. Alhasil, pemerintah korup dan seluruh jajarannya terbongkar oleh inspektur jenderal yang tidak dikira datangnya.

Memang kisahnya hanya sebatas itu, namun pesan yang ditampilkan membuat penonton terkesima. Karena sebusuk-busuknya bangkai pasti akan tercium juga, mungkin pepatah tersebut cukup pantas untuk menggambarkan cerita tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement