Selasa 13 Oct 2015 14:00 WIB

Dokter: Ibu Hamil Dilarang Marah-Marah

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Indira Rezkisari
Istri hamil (Ilustrasi)
Foto: Google
Istri hamil (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Selain memberikan nutrisi yang cukup, faktor psikologis orang tua khususnya seorang ibu saat tengah mengandung menjadi hal penting. Seorang ibu yang mengandung akan sangat terhubung dengan bayi meski mereka masih berada di dalam kandungan.

Dokter Spesialis Tumbuh Kembang Anak Dr. dr, Soedjatmiko menuturkan, nutrisi dan stimulasi yang terpat serta berkelanjutan dibutuhkan untuk tumbuh kembang si Kecil. Selain itu, perlu juga diperhatikan aspek kasih sayang. Meski calon buah hati masih berada di dalam kandungan, tak ada salahnya mengajak mereka untuk berbicara dan bermain. Dengan cara ini kita bisa memberikan kasih sayang terhadap mereka meski masih berbentuk janin.

"Saat ibu mengandung, baiknya jangan sering marah-marah atau hiperaktif. Nantinya akan menstimulus janin di dalam dan berpengaruh pada sifat mereka," kata Soejatmiko.

Dia menambahkan, kegiatan ibu hamil dalam merasakan hal saat beraktivitas pun sangat berpengaruh pada calon bayi. Misalkan, saat seorang ibu hamil terlalu banyak menonton film yang membuat dia marah-marah atau terlalu banyak sedih, juga bisa berpengaruh kepada kondisi janin. Untuk itu seorang ibu mengandung harus menjaga betul psikologis dirinya sendiri. Memperbanyak kegiatan positif dan membuat ibu tersenyum lebih baik bagi janin.

Ketika bayi telah lahir dan memasuki usia satu tahun, mereka akan mulai mengoceh dan menggumam. Mereka selalu ingin berkomunikasi dengan orang tua. Dengan respons untuk mendengar dan mengoceh, orang tua harus mampu menjaga kata-kata dan mengajarkan hal baik saat melakukan pengasuhan.

Orang tua pun diharap tidak melakukan banyak larangan kepada bayi saat mereka ingin melakukan sesuatu. Dorongan untuk mempelajari sesuatu dari bayi merupakan hal wajar dalam perkembangan mereka. Tinggal bagaimana orang tua pintar mengarahan bayi sehingga tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

Keinginan tahu dan melakukan banyak hal pun akan dilakukan bayi saat umur mereka bertambah. Pada usia 2 tahun, anak-anak sudah mampu memproduksi rata-rata dari 338 ucapan yang dapat dimengerti dalam setiap jam, cakupan lebih luas adalah antara rentangan 42 sampai 672. Dengan kata lain, anak di usia ini lebih aktif dan agresif. Mereka selalu ingin tahu apa yang dilakukan orang di sekitarnya. Selain belajar berbicara dan mengahapal kosakata, anak juga seringkali melakukan hal baru.

Anak usia ini akan cukup banyak mempelajari hal baru. Sebagai orang tua alangkah baiknya kita tidak langsung menegur mereka, saat apa yang dilakukan merupakan sesuatu yang salah. Namun kita bisa mengajari mereka dengan lembut sehingga anak tidak kagetan saat melakukan hal tidak benar.

"Biarkan anak bereksplorasi, merangkai, mencoret, menyusun hingga bermain dengan binatang. Kotor sedikit juga tidak harus menjadi masalah. Dengan stimulus ini kita membantu anak untuk mampu mengenal lingkungan dan menjadikan mereka memiliki sifat sosial, kreatif dan berprilaku baik," papar Soejatmiko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement