REPUBLIKA.CO.ID, Seribu hari bagi buah hati wajib hukumnya menjadi perhatian setiap orang tua. Sejak dalam kandungan, janin harus mendapatkan asupan gizi baik. Hal ini membuat seorang ibu harus benar-benar menjaga pola makan mereka. Karena dari makanan yang dikonsumsi seorang ibu akan menjadi asupan janin saat di dalam kandungan.
Janin pun akan tumbuh dan berkembang melalui pertambahan berat dan panjang badan, perkembangan otak serta beberapa organ lain seperti jantung, hati dan ginjal. Pada saat dilahirkan, sebagian besar perubahan tersebut menetap bahkan selesai, kecuali beberapa fungsi seperti perkembangan otak dan imunitas, yang berlanjut sampai beberpa tahun pertama kehidupan bayi.
Dr. dr. Ali Sungkar Sp.OG(K) mengatakan, pada masa pra kehamilan cara paling mudah adalah berusaha mencapai dan mempertahankan perkembangan secara ideal. Ibu diminta mengonsumsi makanan secara cukup dan seimbang serta memperbanyak mengkonsumsi asam folat. Asam folat sangat berperan dalam pembentukan sistem saraf dan sel-sel. Jika asupannya kurang memadai dapat menimbulkan kelainan bawaan pada bayi seperti anenchepaly (lahir tanpa batok kepala), spina bifida (tulang belakang tidak tersambung) sampai anemia makrositik.
Nutrisi ini sangat mudah didapatkan, bisa dengan mengkonsumsi sayuran hijau, daging tanpa lemak, biji-bijian, kacang tanah dan jeruk. Zat besi dan Kalsium pun dibutuhkan para ibu hamil. Kebutuhan zat besi harus ditingkatkan sebesar 200 hingga 300 persen. Penambahan ini nantinya digunakan untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah.
Sementara Kalsium sudah pasti berperan dalam pembentukan gigi, tulang, hati, saraf dan otot pada bayi. Meningkatkan asupan vitamin D juga dibutuhkan guna meningkatkan penyerapan Kalsium dalam tubuh dan mengurangi resiko infeksi selama kehamilan.
Yodium tak kalah pentingnya dalam asupan nutrisi ini. Kekurangan Yodium selama hamil mengakibatkan janin menderita hipotiroidisme yang selanjutnya dapat berkembang menjadi kretinisme di kemudian hari.
"Kalau janin dan gizi anak buruk, bayi akan mempunyai sistem imun rendah. Dengan sistem imun yang rendah maka bayi bisa bolak-balik sakit," ungkap Ali.