Selasa 08 Sep 2015 04:10 WIB

Ingin Berhaji? Begini Perencanaan Keuangannya (2-Habis)

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Jamaah calon haji kloter 27 asal Banten beristirahat usai menjalankan Sholat di Masjid Pondok Gede Asramah Haji, Jakarta, Senin (7/9).  (Republika/Agung Supriyanto)
Jamaah calon haji kloter 27 asal Banten beristirahat usai menjalankan Sholat di Masjid Pondok Gede Asramah Haji, Jakarta, Senin (7/9). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, Untuk menunaikan haji atau rukun Islam yang kelima, memang dibutuhkan usaha. Tidak serta merta begitu saja Anda bisa berhaji. Selain membutuhkan persiapan fisik dan mental, Anda juga membutuhkan biaya. Untuk itu, Anda perlu merencanakan bagaimana mengmupulkan biayanya.

Awalnya tentu Anda harus menentukan ONH plus atau reguler yang digunakan juga mengetahui masa tunggu dan biayanya, Anda bisa mencari travel haji. Setelah itu, Anda bisa melakukan investasi yang sesuai syariat Islam. 

Bagaimana caranya?  Berikut adalah tips dari Independent Financial Planner, Tatadana Consulting, Aprida, SE, CFP, yang dijelaskan kepada Republika.co.id, Senin (7/9).

Pilih travel haji

Setelah menentukan ONH plus atau reguler yang digunakan juga mengetahui masa tunggu dan biayanya, Anda bisa mencari travel haji. Jika ONH Plus, pilihlah travel haji yang terpercaya yang sudah memiliki rekam jejak yang bagus.

Lakukan investasi

Setelah itu, lakukan investasi. Pilihlah investasi yang bebas riba dan sesuai dengan ajaran Islam. Sebagai contoh, jika Anda berencana berangkat haji tahun 2020 yang akan datang dan akan pergi bersama pasangan Anda. Maka perhitungannya seperti ini. Biaya haji ONH plus tahun 2014 sekitar 9.000 dolar, dikalikan dua jadi 18 ribu dolar. 

Kurs dolar Amerika per November 2014 sekitar Rp 12 ribu, jadi biaya haji untuk berdua tahun 2014 sekitar Rp 216 juta. Dengan asumsi inflasi 10 persen per tahun dan waktu tersisa sembilan tahun, maka perkiraan biaya ONH plus tahun 2020 atau sekitar Rp 500 juta.

Dengan waktu tersisa untuk investasi juga masih ada sekitar sembilan tahun. Dalam jangka waktu itu Anda bisa melakukan investasi. Dengan pilihan reksadana campuran syariah, emas, menabung saja, dan deposito atau reksadana pasar uang.

Untuk investasi reksadana campuran syariah dengan target investasi 15 persen, maka investasi per bulan mencapai Rp 2,3 juta, untuk investasi emas dengan target investasi 10 persen, maka sebulan perlu Rp 3 juta. Sementara untuk investasi menabung dengan target investasi nol persen, maka Anda membutuhkan investasi sebesar Rp 4,7 juta per bulan, sedangkan untuk deposito atau reksadana pasar uang dengan target investasi lima persen maka investasi per bulan sekitar Rp 3,8 juta.

“Perbandingan diatas menggambarkan bahwa jika kita tidak melakukan investasi untuk mengumpulkan dana ibadah haji, maka uang yang harus kita tabung semakin lama semakin besar. Namun jika kita melakukan investasi dengan produk yang tepat dan bisa menghasilkan return yang optimal, maka jumlah uang yang kita sisihkan setiap bulan akan menjadi lebih sedikit,”  paparnya.

Investasi sesuai syariat Islam

Pilihlah investasi yang sesuai dengan syariat islam dan disiplin dalam investasi adalah kunci penting Anda dapat mencapai tujuan Dana Ibadah Haji. Yuk sama-sama rencanakan untuk ibadah menjadi tamu Allah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement