Senin 07 Sep 2015 06:13 WIB

Anak yang tak Pandai Matematika Kemungkinan Karena Faktor Ibunya

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Anak yang kesulitan belajar matematika mungkin disebabkan faktor sang ibu yang rendah kadar tiroksinnya saat mengandung.
Foto: flickr
Anak yang kesulitan belajar matematika mungkin disebabkan faktor sang ibu yang rendah kadar tiroksinnya saat mengandung.

REPUBLIKA.CO.ID, Dua tambah dua sama dengan empat. Empat tambah empat sama dengan delapan. Bagi kita orang dewasa akan sangat mudah menjawabnya. Tapi bagi anak-anak mungkin akan sedikit sulit. Bahkan ada anak yang sudah masuk usia sekolah dasar masih belum bisa menjawabnya. 

Salah siapakah ini?

Seperti dilansir dari laman News.com, Peneliti Belanda mengungkapkan nilai tes matematika anak yang jelek adalah kesalahan ibundanya. Bagaimana mungkin?

Selama lima tahun para peneliti dari VU University Medical Centre di Belanda mengikuti perkembangan lebih dari 1.100 anak-anak dari lahir. Dan ditemukan bahwa anak yang lahir dari kaum ibu dengan tingkat hormon tiroid tiroksin rendah selama kehamilan kemungkinannya dua pertiga lebih besar anak itu akan memiliki kinerja buruk dalam tes aritmatika.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa tingkat tiroksin rendah pada ibu hamil itu berkaitan dengan perkembangan mental yang miskin pada anak-anak mereka, namun hal ini tidak pernah jelas bagaimana bisa mempengaruhi kinerja seorang anak hingga saat ini. Rincian penemuan telah dipublikasikan di European Journal of Endocrinology 26 Agustus 2015 lalu.

Para peneliti mulai melakukan studi dengan merekam tingkat tiroksin pada wanita hamil sejak trimester pertama (12 minggu). Kemudian ketika anak-anak menginjak usia lima tahun, mereka menengok nilai ujian bahasa dan matematika mereka. Ternyata hasilnya mereka menemukan bahwa anak-anak yang ibunya mempunyai tingkat tiroksin sangat rendahnya (terendah sepuluh persen) pada akhir trimester pertama, nyaris dua kali (1,9 kali) mendapatkan nilai tes aritmatika dibawah normal dibanding anak-anak yang ibunya memiliki tingkat tiroksin normal selama kehamilan awal.

Ketika mereka telah mempertimbangkan kumpulan catatan latar belakang keluarga dan catatan kesehatannya pada saat lahir ini berkurang 1,6 kali, artinya mereka sebenarnya 60 persen akan mendapatkan nilai yang lebih buruk dalam sebuah tes matematika. Namun, perkembangan bahasa anak tidak kena dampaknya.

Studi membandingkan hasil tes matematika semua anak-anak setara di sekolah. Hasil yang buruk didapatkan pada setengah kelas. Pimpinan peneliti studi, Dr Martijn Finken mengatakan meskipun hasil membuktikan tingkat tiroksin rendah pada kehamilan mempengaruhi kemampuan seorang anak untuk memecahkan soal matematika, tapi tidak diketahui jika itu mempengaruhi hidup mereka.

“Apakah masalah ini akan bertahan hingga anak-anak beranjak dewasa masih belum terlihat. Kami akan terus mengikuti anak-anak ini untuk menjawab selanjutnya pertanyaan besar ini,” ujarnya.

Dr Finken juga mengatakan hasil kajian studi ini juga membuka kemungkinan mengembangkan sebuah uji hormon untuk melihat jika seorang anak akan membutuhkan bantuan ekstra dalam matematika di sekolah.

“Ini mungkin saja bahwa anak-anak ini dapat mengambil manfaat dari suplemen hormonal untuk meningkatkan perkembangan otak mereka di dalam rahim. Seperti pengobatan yang telah dicoba di masa lalu namun masih telah gagal meningkatkan kemampuan kognitif,” ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement